Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Kejelasan Informasi dalam Era Video Buatan AI

Diperbarui: 13 Juni 2025   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi siswa SMA ketika menonton video di laptop (Sumber: Gemini AI)

Beberapa waktu lalu, sebuah video memperlihatkan seorang tokoh dunia menyampaikan pidato yang tampak menyentuh dan autentik. Gambar dalam video tersebut sangat jernih, dan suara yang terdengar menyerupai aslinya. Namun, kemudian diketahui bahwa video itu bukanlah rekaman nyata, melainkan hasil rekayasa kecerdasan buatan.

Fenomena seperti ini menjadi semakin umum sejak munculnya teknologi generatif seperti Veo3. Aplikasi ini memungkinkan pembuatan video secara otomatis hanya dari perintah teks, dengan hasil visual yang sangat realistis. Di satu sisi, teknologi ini menunjukkan kemajuan luar biasa dalam bidang kreativitas digital dan produksi konten.

Namun di sisi lain, kemampuan menciptakan video yang tampak nyata juga menimbulkan tantangan serius, terutama dalam hal keaslian informasi. Ketika konten visual tidak lagi dapat dibedakan antara fakta dan rekayasa, maka potensi penyalahgunaan menjadi sangat tinggi. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi generasi muda yang hidup dalam ekosistem informasi digital sehari-hari.

Video saat ini bukan hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran, penyebaran informasi, dan pembentukan opini publik. Dalam konteks seperti ini, konten visual seharusnya tidak hanya mengandalkan kreativitas, tetapi juga menjunjung tinggi akurasi dan kepercayaan. Tanpa landasan tersebut, informasi dalam bentuk video berisiko menjadi alat penyebaran disinformasi.

Kekhawatiran semakin besar ketika video buatan AI tidak dilengkapi dengan label atau penanda yang menunjukkan bahwa konten tersebut dihasilkan oleh mesin. Metadata yang menyimpan informasi teknis pun dapat dihapus atau dimanipulasi dengan mudah. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pelabelan yang tidak hanya berbasis teknis, tetapi juga dapat terlihat secara langsung oleh penonton.

Salah satu bentuk pelabelan yang dapat diterapkan adalah pemberian tanda visual pada bagian awal atau akhir video---misalnya dengan menampilkan kalimat seperti "Video ini dibuat dengan bantuan AI". Tanda semacam ini harus mudah dibaca, tidak dapat dihapus saat video disebarkan ulang, dan didesain sebagai standar industri. Selain itu, metadata video juga perlu dilengkapi dengan informasi yang secara jelas menyebutkan sumber dan metode pembuatannya.

Pengembang teknologi, pembuat kebijakan, dan platform distribusi konten memiliki peran penting dalam menjaga integritas informasi digital. Tanpa upaya bersama, potensi positif dari teknologi seperti Veo3 justru dapat berubah menjadi risiko sosial yang lebih luas. Tanggung jawab etis dan transparansi harus menjadi bagian tak terpisahkan dari inovasi.

Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan dalam ranah video, kejelasan informasi menjadi kebutuhan yang mendesak. Generasi muda, sebagai pengguna aktif media digital, membutuhkan perlindungan melalui sistem yang menjamin keaslian dan keterbukaan konten. Melalui kolaborasi semua pihak, ekosistem digital dapat tetap menjadi ruang yang sehat, informatif, dan dapat dipercaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline