Lihat ke Halaman Asli

Elias Sumardi Dabur

Profile Singkat

Habibie Demokrat Sejati

Diperbarui: 12 September 2019   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menyebut nama Prof. Dr. BJ. Habibie banyak sekali atribut yang diberikan kepadanya. Apalagi, beliau telah melayani bangsa dan negara Indonesia untuk kurun waktu yang sangat panjang, baik saat masih menjabat sebagai menteri, wakil presiden, presiden dan kembali menjadi warga sipil biasa tapi tetap berkontribusi besar bagi bangsa Indonesia.

Kepulangan beliau ke Sang Pencipta pada 11 September 2019 tentunya meninggalkan duka dan kehilangan bagi keluarga, kerabat dan sahabat dekat serta seluruh warga bangsa. Banyak kenangan, kesan dan pelajaran penting tentang kehidupan, kepemimpinan, demokrasi, dan sebagainya yang dilakukannya selama masa hidupnya yang panjang itu, sehingga pantas untuk dikenang

Mengenang beliau, Saya hanya ingin mengangkat pelajaran-pelajaran demokrasi yang ditunjukan Habibie dalam kebijakan dan sikap hidupnya. Kita semua tahu, masa kepemimpinan Presiden ke-3 RI itu paling singkat dalam sejarah Indonesia, tapi sungguh transformatif. Ia yang memimpin pada era krisis ekonomi dan politik luar biasa berhasil meletakkan dan menunjukkan arah jalan demokrasi dan kebebasan politik bagi Indonesia yang melebihi capaian politik dari presiden sebelum dan sesudahnya dalam kondisi negeri ini penuh dengan kekacauan politik.

Pelajaran-pelajaran demokrasi yang secara nyata dilakukan dan ditunjukkan Habibie baik dalam kebijakan maupun sikap hidup, antara lain ialah: Pertama, Pemilihan Umum. Pada masa kepemimpinannya, Pemilu yang yang benar-benar bebas mulai dijalankan. Itulah jalan awal demokrasi di Indonesia dalam memilih pemimpin-pemimpin publik; Kedua, Habibie paham betul bahwa dalam negara demokrasi tidak boleh ada yang disebut sebagai tahanan politik. Maka, ia mengeluarkan keputusan untuk membebaskan para tahanan politik;

Ketiga, kebebasan pers dalam negara demokrasi itu salah satu pilar penting demokrasi. Negara tidak boleh melakukan kontrol atas pemberitaan di media-media massa. Sebagai perwujudan prinsip ini, ia nyatakan dengan penghapusan SIUP; keempat, Sejalan dengan prinsip konstitusi kita bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, ia wujudkan dengan pemberian opsi referendum bagi Timor Leste;

Kelima, sepanjang kita ikuti perkembangan politik di negeri ini, boleh dikatakan Habibielah satu-satunya presiden Indonesia yang selesai menjabat sebagai presiden tidak lagi ikut campur atau membangun pengaruh dan dinasti politik bagi diri dan keluarganya. Ia benar-benar menempatkan dirinya sebagai negarawan. Dalam hal ini, ia bisa dikatakan setara dengan prinsip kepemimpinan mantan presiden dan pejuang Afrika Selatan, Nelson Mandela bahwa "berhenti juga adalah kepemimpinan."

 Pelajaran-pelajaran ini hanyalah sebagian kecil contoh yang menunjukkan bahwa Habibie sungguh seorang demokrat sejati. Ia tidak hanya piawai menyebut demokrasi, tapi ia buktikan dalam sikap dan kebijakan. Selamat jalan demokrat sejati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline