Hari itu langit begitu biru, angin berhembus lembut, dan burung-burung berkicau di antara pepohonan hijau yang menari bersama angin. Aku berjalan perlahan di atas jembatan kayu itu, di atas kolam tenang yang memantulkan bayangan langit dan pepohonan rindang di sekitarnya. Setiap langkah di atas papan kayu yang berderit ini terasa seperti langkah kecil yang sedang membawaku pergi dari keributan dunia.
Aku tidak tahu apa yang aku cari hari ini. Hanya saja, setelah sekian lama menghabiskan waktu dengan rutinitas yang melelahkan, aku ingin memberi diriku ruang untuk bernafas. Aku ingin memberi waktu untuk hatiku mendengar suaranya sendiri, bukan hanya suara tugas kuliah, pekerjaan, atau orang-orang yang menuntut ini dan itu dariku.
Suasana di tempat ini begitu tenang. Langit cerah seperti mengajakku untuk percaya bahwa masih ada harapan, bahkan setelah hari-hari penuh hujan yang membuatku merasa lelah. Pohon besar di ujung jembatan itu seolah memelukku dari jauh, berkata,
"Kamu sudah berjalan sejauh ini, istirahatlah sebentar."
Aku menatap pantulan diriku di air yang tenang. Wajahku terlihat biasa saja, tidak terlihat lelah, tidak terlihat sedih. Tapi hanya aku yang tahu, di balik senyum dan langkah percaya diri ini, aku sedang belajar menerima bahwa aku juga manusia, aku juga berhak lelah, berhak istirahat, berhak merasa cukup meskipun dunia berkata aku belum cukup.
Aku berdiri di ujung jembatan, menarik napas panjang sambil memandang sekeliling. Tidak apa-apa berjalan pelan, tidak apa-apa berhenti sejenak. Hidup bukan perlombaan, bukan tentang siapa yang lebih cepat, tetapi tentang siapa yang mau bertahan dengan setia pada langkahnya sendiri, sekecil apapun itu.
Langkahku hari ini mungkin tidak akan mengubah dunia, tapi langkah ini penting untukku. Langkah ini adalah caraku berdamai dengan diriku sendiri, caraku mengatakan pada diriku,
"Kamu sudah cukup baik hari ini."
Aku tersenyum pada angin yang membelai rambutku. Aku berjalan lagi di atas jembatan ini, dengan langkah kecil, menuju hari esok yang entah seperti apa, tapi aku percaya, selama aku masih mau berjalan, aku akan baik-baik saja.
Kesimpulan
Cerita ini menggambarkan tentang usaha memberi ruang untuk diri sendiri di tengah kelelahan hidup. Dalam keheningan alam dan langkah kecil di atas jembatan, penulis menemukan bahwa tidak apa-apa untuk berhenti sejenak, bernafas, dan menerima bahwa lelah itu wajar. Hidup bukan tentang cepat-cepat mencapai segalanya, melainkan tentang belajar bertahan dengan setia pada langkah kita sendiri, sekecil apapun itu. Dengan langkah kecil dan hati yang belajar berdamai, kita bisa tetap berjalan menuju esok dengan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI