Mohon tunggu...
Ainun Khairun Nisa
Ainun Khairun Nisa Mohon Tunggu... UIN KIAI AGENG MUHAMMAD BESARI PONOROGO

Mempunyai kepribadian yang sedikit ceria dan menyukai pengalaman dan hal-hal baru yang terjadi dikehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

''Pentingnya Pendidikan Karakter untuk Mengatasi Krisis Identitas pada Generasi Gen Z''

13 Oktober 2025   19:29 Diperbarui: 13 Oktober 2025   19:29 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Generasi Z, yang lahir dan tumbuh di tengah kemajuan teknologi digital, menghadapi tantangan baru dalam membentuk jati diri mereka. Arus informasi yang cepat, budaya instan, dan dominasi media sosial seringkali membuat mereka mengalami krisis identitas. Banyak di antara mereka yang merasa bingung menentukan nilai, arah hidup, dan makna keberadaan dirinya. Fenomena ini terlihat dari:

  • meningkatnya perilaku pencarian validasi melalui media sosial,

  • kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain, dan

munculnya tekanan psikologis seperti kecemasan dan rendahnya rasa percaya diri.  
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa generasi ini membutuhkan bimbingan nilai yang kuat agar mampu memahami dan menerima diri secara sehat.
Pendidikan karakter hadir sebagai solusi fundamental untuk menjawab krisis identitas tersebut. Pendidikan ini tidak hanya berfokus pada kecerdasan intelektual, tetapi juga pengembangan moral, emosional, dan spiritual peserta didik. Melalui proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai, peserta didik diajarkan untuk

  • mengenal dan mengelola emosi,

  • menghargai perbedaan,

  • bersikap jujur dan bertanggung jawab, serta

  • menumbuhkan empati terhadap sesama.
    Sekolah, keluarga, dan lingkungan sosial harus menjadi satu kesatuan dalam menanamkan nilai-nilai karakter ini agar terbentuk pribadi yang seimbang dan berintegritas.

Dalam perspektif psikologi pendidikan, pendidikan karakter membantu peserta didik menemukan keseimbangan antara kebutuhan kognitif dan emosional. Melalui kegiatan pendidikan yang menumbuhkan refleksi diri, siswa belajar memahami kelebihan dan kekurangannya. Beberapa strategi efektif yang dapat diterapkan, antara lain:

  • kegiatan bimbingan konseling berbasis reflektif,

  • proyek sosial yang melibatkan empati dan kerja sama,

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun