Lihat ke Halaman Asli

Eko Nurwahyudin

Pembelajar hidup

Bagong, Kolak, dan Batu Apung

Diperbarui: 16 April 2021   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bagong, Kolak dan Batu Apung

            Belum juga perkara hilangnya Semar selesai, seorang lari sambil meneriaki Petruk. "Truk, Bagong... adekmu...," dilihatnya seorang itu. Nafasnya masih terengah-engah.

            "Kenapa dengan Bagong?"

            "Bagong dituduh subversif!"

            "Ha?!"

            Mereka langsung menuju ke TKP. Tanpa sadar orang gila yang membawa kentongan -- yang sejak tadi di perhatikan Petruk di semak-semak membuntuti mereka.

            Suasana di TKP tampak ramai. Dari kejauhan, orang-orang telah bergerombol mengerubungi Bagong. Ada Pak Hansip, ada Pak Jogoboyo, ada banyak anak kecil membawa bumbung yang belum jadi, ada ormas dan tak ketinggalan ada Lek Min Kuncen. Tanpa pikir panjang Petruk langsung menyuruk ke dalam menemui Bagong.

            "Gong, ada apa to?" tanya Petruk mencoba tenang.

            "Ini loh Truk, masa saya disangka tidak menghormati orang puasa?"

            "Lha kamu hormat enggak?"

            "Lha iya, mereka minta dihormati ya saya hormat sambil nyanyi lagu kebangsaan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline