Lihat ke Halaman Asli

Diyon Erlangga

Mahasiswa Universitas Muhammdyah prof,dr,Hamka Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Prodi Ilmu komunikasi

Di Balik Serbuk Kayu Ada Semangat dan Asa yang Membara!

Diperbarui: 28 Januari 2021   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atpaludin Sedang Mengemas Serbuk, Foto: Bahru Rizky

Atpaludin  bersemangat dengan pekerjaan yang sedang dijalaninya. Ada beberapa Proyek ayam yang meminta nya untuk menyetok serbuk kayu guna dijadikan Penghangat bagi ternak ayam. Ia menghitung ada banyak karung besar yang harus di isi, Apabila semua rampung tentu cukup untuk makan dan ditabung meskipun tidak terlalu banyak nilainya. 

Sejak pertengahan 2020 dan dampak dari pada penyebaran virus corona, Atpaludin memutuskan tidak lagi bekerja di salah satu media lokal sebagai wartawan. Ia menganggur selama beberapa bulan sehingga timbul rasa jenuh dan merasa bahwa pandemi ini masih sangat lama untuk berakhir, akhir nya ia memilih mengikut pamannya sebagai pemasok serbuk kayu ke beberapa peternakan ayam. 

Jika dilihat hasil yang didapat kan Atpaludin sehari-hari jauh dari kata cukup bagi beberapa orang. Tetapi beda untuk Atpaludin, ia meyakini bahwa yang ia dapatkan merupakan rezeki dari tuhan yang patut disyukuri, karna masih banyak orang yang masih susah untuk mendapatkan uang apalagi di tengan pandemi ini untuk bertahan hidup. 

Atpaludin Sedang Menakar, Foto: Bahru Rizky

"Ya walau pun hasil nya tak seberapa yang penting dapat ditabung dan dibelikan makan sehari hari," ujarnya kepada Dion, Selasa(26/01/2021). 

Jika Serbuk kayu sedang banyak dan didorong dengan semangat yang mebakar, Atpaludin dapat mengarungi 50-60 karung perhari. Dari 50-60 ikat karung yang ia dapat, ia bisa menghasilkan sekitar 25-30 ribu rupiah. 

Modal Atpaludin ialah fisik yang prima. Kekuatan fisik baginya merupakan anugrah yang paling dan harus disyukuri. Ia harus tetap menjaga kesehatan nya karna jika sakit ia tidak akan mendapat kan upah harian, Karna hanya dari pekerjaan inilah ia dapat mengais pundi-pundi rupiah. Atpaludin Juga menerima jika ada pekerjaan yang secara tiba-tiba datang padanya selagi itu dapat menghasilkan. 

Tak sedikit Atpaludin merasa lelah dengan pekerjaan yang dilakoni itu. Mematok untuk dirinya sendri harus mendapatkan 50 karung serbuk dalam sehari membuat nya kadang merasa lelah dan jenuh. Tak ada pilihan lain selain mejalani dengan ihklas dan penuh rasa syukur Atpaludin berusaha menikmati agar apa yang dituju akan tercapai.  

"ya mau gimana lagi, susah dan senang akan menjadi semangat saya untuk dapat melanjutkan berkuliah setelah saya dapat mengumpulkan uang yang cukup," tuturnya. 

Pemuda berumur 21 tahun ini sangat berambisi untuk dapat melanjutkan pendidikan akademik, ia terus berusaha lakoni apapun yang dapat menjembatani untuk ia bisa duduk di bangku perkuliahan. Semangatnya yang tak pernah jemu seraya membakar asa siapaun yang milhatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline