Lihat ke Halaman Asli

Dinar Febri Budiman

Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Berbaring dengan Rindu yang Tidak Kamu Harap Lagi

Diperbarui: 19 Juli 2022   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : kadinyazarlar

Setiap satu langkah kamu menjauh, dapat melemahkan detak jantungku.

Aku tak mampu membaca arah kemana kamu pergi? karena kamu pergi selembut angin.

Aku tersayat-sayat oleh waktu saat menunggu bila masih berharap kamu kembali.

Di sini aku terlelap oleh sakit yang ku tanggung sendiri,

berbaring dengan rindu yang tidak kamu harapkan lagi adanya.

Tuhan bolehkah langit itu di ganti dengan air untuk sekejap ? agar aku bisa melihat pantul wajahnya dari sini sebelum jasad ini dibenamkan pada bumi.

Aku mengimani setiap takdir pada lembaran-lembaran hari yang telah ku lalui.

Untuk bertahan aku hanya dapat mereguk air mataku sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline