Lihat ke Halaman Asli

dewinda

Mahasiswi S1 KESEHATAN MASYARAKAT

Analisis Dampak Progam Keluarga Berencana (KB) Terhadap Kesehatan Reproduksi Perempuan

Diperbarui: 12 September 2025   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta membentuk keluarga yang berkualitas. Keberhasilan KB menjadi salah satu target utama pembangunan nasional. Penelitian yang menggambarkan tentang pemanfaatan alat kontrasepsi KB pada pasangan usia subur cukup banyak, namun melihat dari sisi pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi wanita usia suburmasih sangat minimal. Survey lapangan yang dilakukan pada bulan desember 2023 diKelurahan Piyungan, melalui wawancara, 80% wanita mengikuti program KB,sementara 20%wanita tidak. Dari 8 wanita pengguna KB, setengahnya pernah berhenti dan beralih ke metode KB lain, karena merasa tidak cocok akibat efek samping yang dirasakan. Menurut Kemenkes RI tahun 2021, data wanita usia subur sebanyak 71.570.465 seluruh Indonesia dan hamper seluruhnya menggunakan kontrasepsi hormonal yang terdiri dari kontrasepsi suntik (48.56%),pil (26.60%), dan implant (9.23).

Keaktifan Masyarakat mengikuti program KB dipengaruhi oleh kesertaan pasang manusia subur terutama wanita usia subur. KB memberikan Solusi tentang cara mensiasati jarak kehamilan dan rentang usia anak yang akan dilahirkan. Melakukan KB bahkan dapat menurunkan resiko terjangkit penyakit kanker Rahim, kanker serviks dan menurunkan angka kematian internal serta peningkatan indeks pembangunan Manusia (IPM) (Norazizah et al.,2019). Masyarakat sangat dianjurkan untuk mengikuti program KB, namun kejadian putus ber KB meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2002 angka putus KB (21%), 2007(26%), 2012 (27%) dan pada 2017 (29%) (Kemenkes RI, 2021). Peningkatan angka putus KB dapat berdampak kepada meningkatnya jumlah penduduk, menurunnya kesejahteraan perempuan dan kualitas hidup perempuan. Hal ini menjadi hal yang perlu diteliti "apakah penggunaan KB mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita". Mengidentifikasi efek samping yang dirasakan masyarakat sangat diperlukan, sehingga dapat mengetahui alasan peningkatan angka putus KB pada pasangan usia subur, hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui secara efektif apakah dampak atau efek yang paling sering ditemui pada pasangan yang menggunakan KB. Melalui penelitian ini dapat mengetahui secara dini permasalahan yang dirasakan masyarakat sebagai pengguna KB dan efek samping yang dirasakan selama penggunaan KB. Tujuan penelitian ini lebih kepada mengidentifikasi Masyarakat pengguna KB dan efek samping yang dirasakan selama penggunaannya apakah memiliki dampak negative atau dampak positif. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 wanita usia subur ke kelurahan piyungan didapatkan bahwa 8 dari 10 wanita mengikuti program KB dan 2 tidak menggunakan KB, dari 8 orang diantaranya pernah putus KB dan bergonta ganti KB dikarenakan tidak merasa cocok dan nyaman terhadap dampak atau efek dari KB tersebut. Menurut Kemenkes RI (2021), data wanita usia subur sebanyak 71.570.465 seluruh Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021) dan hampir seluruhnya meggunakan kontra sepsi hormonal yang terdiri dari kontrasepsi suntik (48.56%), pil (26.60%), dan implant (9.23).


Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi penting pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kualitas keluarga. Hasil studi pendahuluan di Kelurahan Piyungan menunjukkan bahwa sebagian besar wanita usia subur mengikuti program KB, namun masih banyak yang mengalami efek samping hingga menyebabkan putus KB dan beralih metode. Data nasional pun menunjukkan dominasi penggunaan kontrasepsi hormonal, yang di satu sisi memberikan manfaat seperti pengaturan jarak kehamilan, pencegahan penyakit, serta peningkatan kualitas hidup, namun di sisi lain menimbulkan berbagai keluhan kesehatan reproduksi yang membuat sebagian wanita merasa tidak cocok. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak positif dan negatif penggunaan KB serta identifikasi efek samping yang paling sering terjadi, sehingga dapat menjadi dasar dalam pengembangan program KB yang lebih efektif, aman, dan berkelanjutan.


Kata kunci : Keluarga, Penelitian, Wanita

DAFTAR PUSTAKA
Perencana Ahli Muda, R. S. T., (2024). Tantangan dan dampak putus pakai kontrasepsi terhadap pencapaian target Keluarga Berencana di Indonesia. Jurnal Keluarga Berencana, Februari 2024 (Special Issue Policy Paper). Available at: https://ejurnal.bkkbn.go.id/kkb/article/view/267


Emha, M. R. R. & Wijaya, L. N., (2024). Kesehatan reproduksi: efek program Keluarga Berencana (KB) terhadap wanita usia subur. Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM), 15(1), pp. 116--123. Available at: https://www.jurnalmadanimedika.ac.id/JMM/article/view/374


Anggriani, A., Iskandar, D. & Aharyanti, D., (2019). Analisis pengetahuan dan alasan penggunaan kontrasepsi suntik di masyarakat Panyileukan Bandung. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia, 16(2), pp. 315--325. Available at: https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PHARMACY/article/view/5771

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline