Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Tua Muda Nikmati Pentas Sengkuni Gugur oleh Wayang Orang Bharata

Diperbarui: 12 Mei 2024   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal muka pertemuan Pandu dengan Haryo Suman alias Sengkuni. (Dokumentasi Pribadi)

Semenjak gedung pertunjukan Wayang Orang Bharata usai direnovasi pada tahun 2023, para seniman yang bergabung dalam Wayang Orang Bharata mulai rutin mengadakan pementasan. Apalagi menjelang hari jadi Wayang Orang (WO) Bharata ke-52 yang jatuh pada 5 Juli 2024. Tadi malam (11/5), aku beruntung menjadi salah satu penonton pementasan wayang orang berjudul Sengkuni Gugur.

Sekitar pukul. 19.30 WIB, gedung pertunjukan WO Bharata mulai ramai oleh pengunjung. Pengunjungnya dari berbagai generasi, dari yang tua, dewasa, remaja, hingga yang masih anak-anak. Bangku-bangku penonton mulai penuh terisi menjelang pementasan yang dimulai pukul 20.00 WIB.

Ini kali pertama nonton wayang orang di gedung Wayang Orang Bharata. (Dokumentasi Pribadi)

Cerita pentas kali ini berjudul Sengkuni Gugur. Tokoh Sengkuni sangat populer di dunia pewayangan karena ia adalah otak di balik peristiwa Bharatayuda yang banyak menimbulkan korban jiwa. Ia adalah tokoh yang cerdik dan licik sehingga pihak Pandu dan keturunannya sering mengalami kemalangan.

Dalam pementasan ini penonton diajak mengenal sosok Sengkuni saat masih dikenal dengan nama Haryo Suman. Ia masih seorang pemuda yang sehat dengan wajah yang lumayan tampan. 

Ia dan saudarinya, Dewi Gandari, diceritakan mulai memutuskan untuk membuat Pandu dan keturunannya bernasib sengsara karena Destarata memilih Dewi Gandari sebagai istrinya. Dewi Gandari sakit hati karena ia ingin diperistri Pandu, sementara Haryo Sukman berharap Dewi Kunti jadi istrinya.

Haryo Suman bersiasat sehingga Patih Gandamana hampir tewas dikeroyok pasukan buto Pringgondani. (Dokumentasi Pribadi)

Mulailah satu demi satu siasat licik diluncurkan oleh Haryo Suman. Ialah buang keladi sejumlah kemalangan Pandu dan keturunannya. Ia tak kapok meski tubuh dan wajahnya dibuat cacat oleh mantan patih Astina, Gandamana, yang difitnah olehnya.

Dialog sebagian besar dibawakan dalam bahasa Jawa krama inggil, kecuali bagian goro-goro yang disampaikan dalam Jawa ngoko. Bagian goro-goro ini menjadi penyegar dan penurun tensi ketegangan. Bagong, Gareng, dan Petruk membuat penonton tertawa dengan banyolannya.

Bagian goro-goro oleh trio Gareng, Bagong, dan Petruk lucu tapi kepanjangan. (Dokumentasi Pribadi)

Namun sayangnya durasi bagian goro-goro ini kepanjangan. Aku mulai bosan karena gurauannya diulang-ulang dan jarum jam sudah melebihi pukul 22.00 WIB. Selain itu tensi ketegangan yang telah terbangun jadi turun sedemikian rupa sehingga mood menonton pun mulai menurun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline