Lihat ke Halaman Asli

Devi Ervika

TERVERIFIKASI

Pacitan ~ Surakarta

Beneran Pergi Healing atau Sekedar Distraksi?

Diperbarui: 24 Mei 2025   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/arti-healing-time-manfaat-dan-ide-kegiatannya-20YmqpGHnvT

Pernah nggak sih, lagi ada masalah kecil di kantor, terus ambil libur buat "healing"? Misalnya pergi ke alam, jalan-jalan, atau sekadar refreshing dari tugas yang numpuk. Niatnya sih biar bisa fresh lagi dan semangat kerja, tapi kenyataannya pulang malah capek, pikiran masih penuh beban.

Saya sendiri pernah ngalamin hal ini. Waktu itu saya pergi ke Tawangmangu dan Telaga Sarangan karena pengen healing dari masalah kerja yang bikin stres. Tapi ternyata, bukannya pikiran jadi tenang, saya malah terus kepikiran masalah itu. Jadi saya sadar, kadang yang kita lakukan cuma sekedar distraksi, bukan healing yang sebenarnya.

1. Healing Sejati Dilakukan Setelah Masalah atau Tugas Selesai

Saya belajar bahwa healing yang benar itu harus dilakukan ketika semua pekerjaan atau masalah sudah tuntas dulu. Kalau pergi saat masalah belum selesai, pikiran kita akan terus dihantui dan susah menikmati momen healing. Jadi, jangan sampai healing jadi pelarian yang malah bikin energi makin terkuras.

2. Healing Harusnya Membuat Pikiran dan Tubuh Benar-benar Segar

Saat saya pergi healing yang benar-benar efektif, saya merasa rileks, tanpa beban pikiran yang mengganggu. Tubuh dan pikiran benar-benar dapat istirahat, sehingga setelah pulang saya jadi lebih produktif dan semangat. Beda banget dengan healing yang cuma sekadar distraksi, yang bikin capek dan malah bikin masalah terasa lebih berat.

3. Jangan Gunakan Healing Sebagai Alasan Menghindari Masalah

Saya dulu sering menggunakan "healing" sebagai alasan untuk melarikan diri dari masalah, bukan menyelesaikannya. Padahal, kalau masalahnya belum tuntas, healing itu cuma menunda stres dan mungkin bikin masalah makin menumpuk. Saya belajar bahwa menghadapi dan menyelesaikan masalah dulu itu lebih penting sebelum benar-benar bisa healing.

***

Jadi, saya sekarang lebih berhati-hati memaknai healing. Bukan sekadar jalan-jalan atau istirahat dari rutinitas, tapi benar-benar waktu untuk memulihkan energi setelah semuanya selesai. Dengan cara ini, healing jadi bermakna dan membawa manfaat nyata, bukan cuma distraksi yang bikin capek dan pikiran makin berat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline