Lihat ke Halaman Asli

Denik13

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Sepotong Lumpia Semarang dan Kasih Sayang Seorang Ibu

Diperbarui: 14 Agustus 2025   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lumpia Semarang (dok. Denik) 

Kasih ibu sepanjang jalan bukan kiasan semata. Melainkan nyata.

Saya baru saja kembali dari bepergian dan segera menemui ibu yang terbaring di tempat tidur. Asam lambungnya kambuh. Begitu keterangan dokter. Ibu memang memiliki riwayat sakit lambung. Jadi harus dijaga betul pola makan dan gaya hidupnya. 

Tapi namanya orang tua. Begitulah. Kerap abai dengan kesehatan dirinya. Merasa tidak apa-apa kalau sudah mulai ada yang dirasakan. Dengan dalih tidak ingin merepotkan anak. Padahal ketika ambruk justru membuat kita khawatir. 

Seperti yang saya alami. Saya sedang berada di luar kota ketika dikabari bahwa ibu sakit. Waktu kosong yang seharusnya dipergunakan untuk jalan-jalan usai berkutat dengan pekerjaan, saya pergunakan untuk kembali pulang. 

Teman-teman menyayangkan. Karena tidak bisa pulang bareng-bareng. Saya tidak bisa berbuat apa-apa kalau sudah urusan sakit. Bagaimana caranya pokoknya harus pulang. 

Maka begitulah, saya pulang sebelum waktu yang ditentukan. 

"Ibu tidak apa-apa kok, " Ujar ibu saat melihat kedatangan saya. 

Selalu begitu. Padahal perasaan saya tidak karuan kalau mendapat kabar ibu sakit. Bisa berada di samping ibu, itu yang selalu ada di pikiran. Dalam kondisi seperti ini, sedikit pun saya tak ingin melewatkan waktu bersama ibu. 

Menyuapi ibu, menggenggam tangannya dan ngobrol bareng. 

"Di kulkas ada lumpia Semarang oleh-oleh dari bude Tatik. Sana goreng dulu. Takut kering kelamaan di kulkas.. Ibu sisihkan 2 potong. Kalau tidak begitu bisa dihabiskan semua sama orang rumah, " Kata ibu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline