Lihat ke Halaman Asli

Deni Saputra

Seorang Guru dan Penggiat Literasi

Cerpen: Layang-layang (2)

Diperbarui: 8 Oktober 2021   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Layang-Layang

(ADS)

 

Sudah hampir pukul tujuh tetapi teman-teman belum juga datang. Aku sudah lama menunggu di depan rumah. Rihad yang berjarak dekat dengan rumahku, belum juga nongol. Bisa-bisa aku terlambat sampai di sekolah. Kriing...kring...bunyi sepeda sudah terdengar dekat rumahku. Aku pun lekas mengambil sepedaku. Setelah berpamitan pada Ibu aku langsung berngkat.

"Ke mana dulu kalian?" tanyaku.

"Tadi nunggu Nihal lama banget." Jawab Bagus.

"Maaf, aku tadi nyari buku tugasku." Ucap Nihal.

"Sekarang sudah ketemu?"

"Sudah. Ada di map Bunda." Lanjut Nihal.

"Ayo kita berangkat!! Sudah jam tujuh nih." Ajak Rihad.

Untung saja tidak sampai terlambat. Satpam sekolahku hampir saja mengunci pagarnya. Terlambat satu menit saja, kami sudah tidak dibolehkan masuk kelas. Setelah menyimpan sepedanya, kami segera masuk kelas. Tidak lama kami duduk di bangku masing-masing, Pak Herdi datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline