Di tengah gencarnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah , sebuah terobosan teknologi dari seorang dosen informatika di perguruan tinggi swasta terkemuka di Jawa Barat, Universitas Majalengka siap menjadi senjata strategis dalam perang melawan masalah gizi nasional. Inovasi ini sejalan dengan semangat inovasi teknologi untuk masyarakat yang juga dikembangkan di lingkungan akademis Universitas Majalengka melalui penciptaan aplikasi terintegrasi dengan perangkat bluetoooth yang tersedia di timbangan berat badan.
Dosen yang juga seorang peneliti di bidang sistem informasi tersebut telah mengembangkan sebuah Arsitektur Data Real-Time Terintegrasi berbasis timbangan berat badan cerdas (IoT). Sistem ini dirancang khusus untuk menjawab dan memenuhi mandat krusial dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional (BGN). Dengan teknologi ini, cara pemerintah memantau tumbuh kembang anak dari jenjang PAUD hingga pendidikan menengah akan mengalami revolusi.
Selama ini, program pemantauan gizi di sekolah dan Posyandu sering terkendala oleh proses manual. Pencatatan berat dan tinggi badan secara manual tidak hanya rentan terhadap human error, tetapi juga menyebabkan keterlambatan dalam deteksi dini masalah gizi.
"Kunci dari penanganan masalah gizi adalah kecepatan dan ketepatan data," ujar inisiator proyek. "Sistem kami memangkas seluruh proses manual. Begitu seorang anak ditimbang dengan alat IoT kami, datanya secara otomatis terkirim via Bluetooth ke aplikasi di smartphone atau komputer sekolah, lalu langsung masuk ke database pusat. Tidak ada lagi operator input, tidak ada lagi jeda waktu," jelasnya.
Inovasi ini menyediakan solusi konkret di tingkat operasional dengan tiga pilar utama:
Pengambilan Data Otomatis & Real-Time: Timbangan digital cerdas berteknologi IoT dan Bluetooth mengirimkan data secara instan ke aplikasi mobile di sekolah, yang berfungsi sebagai gerbang untuk meneruskan data ke platform pusat.
Data Mining Berbasis Standar Nasional: Data yang masuk segera divalidasi dan diolah dengan skrip Data Mining untuk secara otomatis menghitung Indeks Antropometri (BB/U, TB/U, BB/TB) dan menetapkan status gizi (Normal, Kurang Gizi, Obesitas) berdasarkan standar Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 dan Permenkes Nomor 28 Tahun 2019.
Deteksi Dini dan Notifikasi Risiko: Sistem secara proaktif memberikan notifikasi otomatis jika terdeteksi ada anak yang kurva pertumbuhannya melambat atau menunjukkan gejala malnutrisi, memungkinkan intervensi gizi yang cepat dan tepat sasaran.
Data yang terkumpul disajikan melalui RESTful API yang aman ke sebuah dashboard strategis yang dapat diakses oleh Badan Gizi Nasional (BGN), Dinas Pendidikan, dan Dinas Kesehatan. Bagi BGN, data ini menjadi alat utama untuk mengawal program prioritas Presiden dan memastikan pemenuhan gizi nasional berjalan efektif.
Manfaat utama bagi pengambilan kebijakan antara lain:
Pemetaan Presisi: Menyajikan peta sebaran stunting dan masalah gizi lainnya secara real-time yang dapat ditelusuri hingga tingkat satuan pendidikan, memungkinkan penentuan prioritas wilayah intervensi.