Lihat ke Halaman Asli

Dedy Gunawan

Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

PKH Kemensos Kembalikan Martabat Mak Pita

Diperbarui: 2 Maret 2019   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mak Pita menunjukkan kartu kepesertaan Program Keluarga Harapan dari Kemensos yang tercatat atas namanya. Credit Foto oleh Dedy Hutajulu

Oleh Dedy Hutajulu

Gara-gara suaminya terlibat narkotika dan kasus pembunuhan sekeluarga, martabat Mak Rospita, buruh cuci dari Sumut, benar-benar runtuh. Ia turut dicap sebagai pengedar narkotika sekaligus keluarga pembunuh. Beruntung, #ProgramKeluargaHarapan berhasil mengembalikan martabatnya.

TANGAN Mak Pita cekatan membolak-balikkan pakaian. Setiap helai kain keriput mendadak klimis diterpa panas setrika listrik. Agar wangi dan mudah digosok, pengharum pakaian pun disemprotkan ke tiap helai kain. Dalam dua jam tuntas sudah segerobak pakaian tersetrika rapi.

Sebagai tulang punggung keluarga, Penginapen Hatijah Beru Sinuhaji (38 tahun) atau akrab disapa Mak Pita harus bekerja keras agar anaknya bisa sekolah. Setiap hari ia bekerja sebagai buruh cuci di sejumlah rumah di Kompleks Perumahan Griya Milala Rumah Tengah, Kecamatan Pancurbatu, Deliserdang, Sumut, tak jauh dari tempat tinggalnya. Dari tiap helai kain yang dicuci dan disetrikanya itulah ia mendulang rupiah. Dan setiap rupiah yang dihasilkannya, ia gunakan untuk menafkahi keluarga dan membiayai pendidikan empat anaknya.

Disapa sebagai Mak Pita, karena anak sulungnya bernama Rospita Siallagan. Dalam tradisi Batak Toba maupun Karo, orangtua akan dipanggil dengan embel-embel nama anak sulung, sebagai bentuk kebanggaan atas anugerah Tuhan. Maka, nama Penginapen Hatijah otomatis berubah menjadi Mak Rospita atau Mak Pita.

Selain miskin, keluarga ini juga menumpang tinggal di rumah Pendeta (alm) Jonpiter Aritonang. Berhubung Pak Pendeta memiliki rumah dinas Gereja yang bisa dihuninya. Sudah delapan tahun mereka tinggal di situ berkat kemurahan hati pak Pendeta.

Selain Rospita, Mak Pita masih punya tiga anak lagi antara lain Delastri Siallagan yang kini duduk di bangku kelas 7 SMP, Wannadio Siallagan kelas 4 SD, dan si bungsu Distra Siallagan kelas 2 SD. Rospita sendiri sekarang setingkat SMA kelas X. Keempat anaknya ini menjadi langganan juara kelas di sekolah masing-masing.

Mak Pita sosok pekerja yang tangguh dan cekatan. Ia juga seorang yang tak mempedulikan gengsi. Ia mau bekerja apa saja asal halal, termasuk menjadi pembantu rumah tangga dan menyambi tukang urut. "Puji Tuhan, dari menggosok, mengusuk, dan menyuci bisa dapat dua juta sebulan. Cuma inilah, kerjanya nonstop, macam kuda, dari pagi sampai sore," bebernya.

Dokpri

Menurut perempuan berdarah asli Karo itu, setahun terakhir ini ia merasa batinnya mulai tenang. Sejak penerimaan keluarga besarnya dan masyarakat semakin baik padanya. Ia bercerita sisi kelam keluarganya yang dimulai dari bangkrutnya bisnis transportasi milik suaminya, usaha membungakan uang (rente) yang dikerjakan suaminya juga kolaps. 

Celakanya, akibat kebangkrutan itu, suaminya, Maju Siallagan menjadikan narkotika sebagai pelarian. Dan April 2017, Maju Suranta dijebloskan polisi ke penjara karena terbukti terlibat dalam kasus pembakaran rumah yang mengakibatkan sekeluarga, berjumlah empat orang meregang nyawa, termasuk seorang anak kecil. Maju Suranta berperan membeli bensin dan menyiramkannya ke rumah korban. Akibat perbuatannya, ia diganjar 20 tahun kurungan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) 1 Tanjung Gusta.

Sejak kejatuhan suaminya itu, Mak Pita benar-benar jatuh miskin. Ia juga harus merelakan suaminya di Lapas. Mau atau tidak, Mak Pita harus mengambil alih peran ibu sekaligus ayah bagi keempat anaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline