Lihat ke Halaman Asli

dedi s. asikin

hobi menulis

Wartawan Hebat WR Supratman Berjuang dengan Musik dan Jurnalistik

Diperbarui: 9 Oktober 2020   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada dua versi tentang tempat lahir sang penggubah lagu kebangsaan Indonesia Raya itu.

Versi pertama menyebut Wage Rudolf Supratman lahir di Jatinegara Jakarta. Versi lain bersikukuh Wage brojol di desa Monorangi Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Yang ngotot itu termasuk Bupati. Soalnya Pemkab Purworejo sudah merancang pembangunan monumen WR SUPRATMAN di sana.

Lho kok bisa kontroversi begitu.

Usut punya usut, yang benar Wage dilahirkan di Somorangi Purworejo

Ceritanya begini :

Ketika sang bayi berusia 3 bulan  ayahnya sersan KNIL Jumeno Senen dipindah tugas ke Betawi. Keluarga pak Sersan termasuk Wage ikut boyongan. Karena belum sempat didaftarkan di desa asal, maka terpaksa didaftarkan di tempat baru, Kecamatan Jatinegara. Jadi kelar sudah WR. Supratnan lahir di Somorangi tanggal 19 Maret 1903.

Pada usia 14 th (1917), ia ikut kakaknya Rukiyem ke Makasar. Di sana ia disekolahkan mulai sekolah angka 2, Client Amtenaar Examen sampai Normal School (Sekolah Guru).

Ia mulai belajar dan kemudian mencintai musik dengan kakak iparnya Willem Van Eldick. Mereka kemudian membentuk grup Jazz Band yang diberi nama "Black and White". Ketika Wage Ulang Tahun ke 17 sang kakak ipar memberi hadiah sebuah biola. Biola itu nyaris tidak pernah lepas dari tangannya

Wage ternyata mahir menggesek biola dan menggubah lagu.

Meski sebenarnya di Makasar kehidupannya cukup baik karena selain dari hasil manggung dengan band nya, ia juga sempat jadi guru di Sekang, ternyata ia tak nyaman hidup di Sulawesi. Tahun 1924, ia nyebrang kembali ke Jawa. Ia menuju Bandung dan di sana mulai terjun ke dunia jurnalistik menjadi wartawan koran KAOEM MOEDA. Ketika jadi wartawan di Bandung, dia sempat bertemu dengan bung Karno. Ketika itu bung Karno sedang menjalani sidang di pengadilan kolonial kemudian membawanya masuk penjara Banceuy. Kepada Supratman bung Karno sempat berpesan agar bergabung dengan gerakan kebangsaan memperjuangkan kemerdekaan.

Pesan ini terus dipegang teguh oleh Supratman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline