Lihat ke Halaman Asli

Kang Dedy

Freeline

Rempeyek Kedelai Hitam, Cita Rasa Tradisional yang Makin Dicari di Tengah Tren Makanan Modern

Diperbarui: 8 Juli 2025   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rempeyek kedelai hitam sumber dediagus

Di tengah gempuran makanan kekinian, rempeyek kedelai hitam justru tampil percaya diri mencuri perhatian. Gorengan renyah khas Nusantara ini kembali naik daun, tak hanya karena rasa gurih dan renyahnya, tapi juga berkat kandungan gizinya yang menyehatkan.

Rempeyek kedelai hitam adalah variasi dari peyek tradisional yang menggunakan kacang kedelai hitam sebagai bahan utama. Berasal dari kreasi dapur rumahan di desa-desa Jawa, kini rempeyek ini mulai menembus pasar kota, bahkan merambah ke toko oleh-oleh dan kafe bernuansa etnik.

Menurut Bu Marni, seorang pengrajin peyek asal Purbalingga, penggunaan kedelai hitam bukan hanya soal rasa, tapi juga manfaat. "Kedelai hitam lebih gurih, dan katanya bagus untuk kolesterol dan pencernaan. Banyak yang nyari sekarang, apalagi buat cemilan sehat," ujarnya sambil menggoreng adonan tipis beraroma daun jeruk.

Proses pembuatannya pun cukup unik. Adonan tepung beras dicampur santan, bawang putih, ketumbar, dan irisan daun jeruk, kemudian ditaburi kedelai hitam dan digoreng hingga kering. Hasilnya, rempeyek yang gurih, wangi, dan bikin ketagihan!

Menariknya, tren rempeyek kedelai hitam juga mulai dilirik pelaku UMKM untuk inovasi produk oleh-oleh sehat. Bahkan, beberapa varian kini hadir dalam rasa pedas, keju, dan daun kelor untuk menyesuaikan selera anak muda.

Dengan harga yang ramah di kantong dan cita rasa yang khas, rempeyek kedelai hitam membuktikan bahwa gorengan tradisional pun bisa bersaing di tengah maraknya makanan modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline