Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Sinyalemen Hasil Positif Penggeledahan KPK di Gedung DPR

Diperbarui: 22 Januari 2016   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumat, 15/1/2016, penyidik senior KPK, Christian, terlibat adu mulut tensi tinggi dengan Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS, Fahri Hamzah, saat para penyidik KPK hendak melanjutkan tugas mereka, menggeledah ruang kerja Wakil Ketua Komisi V DPR dari Fraksi PKS, Yudi Widiana, yang berada di kompleks parlemen itu.

Gara-garanya, Fahri berpendapat bahwa di kompleks parlemen, yang disebutnya sebagai “milik rakyat yang memilih saya” dan adalah “tempat suci” itu dilarang membawa masuk senjata api, apalagi yang laras panjang. Oleh karena itu empat orang Brimob yang mengawal para penyidik KPK itu dengan dilengkapi senjata laras panjang disuruh keluar, para penyidik KPK juga diusirnya jika tetap ingin mempertahankan para Brimob bersenjata itu.

Tetapi, dengan beraninya, demi tugas mereka sebagai penyidik KPK, Christian berhadapan langsung, muka dengan muka, dengan Fahri Hamzah, maka terjadilah keributan adu mulut itu. Fahri bersikukuh Brimob-brimob bersenjata itu harus keluar dari kompleks parlemen, berikut semua penyidik KPK itu, diusirnya. Sebaliknya, Christian bersikukuh, dengan berpegang pada Undang-Undang yang berlaku,  tetap berada di sana dengan pengawalan empat Brimob bersenjata itu, untuk melanjutkan penggeledahan mereka di ruang kerja Yudi Widiana itu.

Fahri berteriak kepada penyidik KPK itu, ini (kompleks parlemen) bukan sarang maling, atau teroris. Padahal, yang dicari penyidik KPK itu, memang bukan maling, apalagi teroris, tetapi koruptor. 

Sebelumnya, penyidik KPK itu sudah melakukan penggeledahan dengan tanpa rintangan di ruang kerja anggota Komisi V DPR dari Fraksi PDIP Damayanti Wisnu Putranti dan  ruang kerja anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Golkar Budi Supriyanto. Selain anggota Komisi V DPR, Budi juga duduk di Badan Anggaran DPR.

Penggeledahan KPK itu dilakukan sebagai kelanjutan dari proses penyidikan KPK terhadap kasus suap yang menjerat Damayanti Wisnu Putranti, yang tertangkap tangan bersama lima orang lainnya, pada 13 Januari 2016. Mereka ditangkap KPK saat menerima suap dari Direktur Utama PT Windu Tunggal Utama Abdul Khoir, untuk proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Perdebatan antara Fahri dengan Christian, yang memanas sekitar lima menit itu akhirnya “dimenangkan” oleh Christian. Meskipun masih terus diprotes oleh Fahri dan kawan-kawannya, ruang kerja Yudi Widiana yang tadinya dikunci supaya penyidik KPK tidak bisa masuk itu, akhirnya dibuka untuk digeladah penyidik KPK.

Pertanyaan menyusul dari kejadian itu adalah apakah penggeledahan yang diwarnai dengan adu mulut tensi tinggi antara Fahri Hamzah dengan penyidik KPK itu, ada hasilnya bagi KPK? Ataukah, penggeledahan itu mubazir, alias penyidik KPK tidak menemukan bukti apapun untuk pengembangan kasus suap tersebut?

Jika penggeledahan itu ternyata mubazir, pasti Fahri Hamzah dan kawan-kawannya di PKS, berikut para pendukungnya itu akan menertawai KPK. Mereka mendapat lagi amunisi untuk menyerang KPK, yang akan dituding tidak profesional dalam menjalankan tugasnya, asal geledah saja. Buktinya, penggeledahan itu, ternyata tak membawa hasil apa-apa. Sudah bawa-bawa Brimob bersenjata lengkap, ngotot berdebat, arogan, ternyata nol besar. Sudah dibilang kompleks parlemen itu “tempat suci”, kok, tidak percaya.

Apakah memang penggeledahan tersebut akan mubazir?

Tampaknya, tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline