Lihat ke Halaman Asli

Dadan Mardani

Praktisi Pendidikan

Kisah Al-Khansa': Suara Perempuan dari Padang Pasir yang Menggugah

Diperbarui: 29 Mei 2025   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Al-Khansa' (Gambar: DALL.E, 2025)

Dalam catatan sejarah sastra Arab, tak banyak nama perempuan yang mampu menembus dominasi laki-laki di dunia syair. Namun, al-Khans', atau lengkapnya Tamir binti 'Amr bin al-rith al-Sulam, hadir sebagai pengecualian yang mencolok. Ia dikenal sebagai salah satu penyair perempuan paling cemerlang sejak zaman Jahiliah hingga masa Islam. Keindahan puisinya tak hanya menandingi penyair laki-laki pada masanya, tetapi juga melampaui batas-batas sosial yang membelenggu perempuan Arab kala itu.

Sayangnya, seperti banyak tokoh perempuan lainnya dalam sejarah, tanggal kelahiran al-Khans' tidak tercatat secara pasti. Di masa itu, pencatatan sejarah lebih berpusat pada peristiwa besar dan figur laki-laki yang dominan di ranah politik dan peperangan. Para peneliti modern mencoba memperkirakan tahun kelahirannya, sebagian menetapkan tahun 575 M, sementara yang lain menyebut paruh pertama abad ke-7 M. Meski demikian, tidak ada konsensus pasti. Bahkan penulis Muslim seperti Zaynab al-Ghazl lebih memilih pendekatan klasik: tidak perlu mencari tanggal pastinya, cukup kita kenali keagungan sosoknya melalui karyanya.

Al-Khansa' lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang tidak biasa. Masa kecilnya biasa saja, tidak ada yang terlalu menonjol secara fisik. Kecantikan bukan hal utama yang dibanggakan, melainkan kasih sayang dari ayah dan saudara-saudaranya yang menanamkan rasa percaya diri yang tinggi. Dari sana, lahirlah karakter khas al-Khans': perempuan yang teguh, bangga pada dirinya sendiri, bahkan bisa dikatakan menyimpan kebanggaan yang tinggi terhadap martabatnya.

Ia bukan perempuan biasa. Ayahnya adalah bangsawan terhormat, sementara dua saudaranya, termasuk akhr yang amat dicintainya, adalah pahlawan suku yang dielu-elukan. Dalam budaya Arab kala itu, seorang perempuan yang memiliki garis keturunan mulia dan rumah tangga yang terhormat akan dianggap sebagai simbol kemuliaan. Namun al-Khans' tidak berhenti pada kehormatan keluarganya; ia membuktikan dirinya melalui puisi dan prinsip hidup.

Satu kisah menarik menunjukkan kepribadiannya yang kuat: ketika Duraid bin a-immah, seorang kesatria legendaris dari Bani Jusham, melamarnya, ia menolak. Padahal, banyak perempuan bermimpi dipinang oleh pahlawan sebesar itu. Al-Khans' memilih untuk mempertahankan haknya sebagai perempuan merdeka yang hanya menikah atas dasar kehendaknya sendiri. Dalam masyarakat patriarkis, sikap seperti ini adalah bentuk perlawanan yang luar biasa.

Keluarganya pun mengakui bahwa ia memiliki kecerdasan, pemikiran yang matang, dan keteguhan hati yang tidak dimiliki oleh perempuan pada umumnya. Ia bukan hanya cantik, tetapi juga berpikiran luas dan mandiri. Itu sebabnya ia diberikan hak untuk menentukan sendiri masa depannya---hak yang sangat jarang diberikan kepada perempuan saat itu.

Warisan al-Khans' tidak hanya berupa puisi-puisi ratapan indah yang ia tulis untuk mengenang saudara-saudaranya yang gugur di medan perang. Lebih dari itu, ia mewariskan kepada kita contoh nyata seorang perempuan yang melampaui zamannya. Keberaniannya menulis, berbicara, dan mengambil keputusan atas hidupnya sendiri menjadi inspirasi hingga hari ini.

Al-Khans' adalah simbol keberanian perempuan Arab klasik. Ia tidak hanya berkarya di tengah dominasi laki-laki, tetapi juga berdiri tegak sebagai pribadi merdeka yang tidak tunduk pada arus sosial yang membatasi perempuan. Di tengah geliat zaman dan perjuangan kesetaraan yang terus berlangsung, kisah al-Khans' seakan menjadi pengingat bahwa perlawanan terhadap ketidakadilan bisa dilakukan dengan pena dan prinsip---bukan hanya pedang.

Referensi:
Tammas, . (Ed.). (n.d.). Diwan al-Khansa': Sharh wa-ta'liq. Bayrut, Lubnan: Dar al-Ma'rifah.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline