Lihat ke Halaman Asli

Wabah Demam Berdarah: Ancaman Kesehatan yang Semakin Marak di Bulan Juni 2024

Diperbarui: 25 Juni 2024   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nurul Cindy Aulia Putri 

202310180311023

Prodi Ekonomi Pembangunan 

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang 

ABSTRAK 

Pada bulan Juni 2024, wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi ancaman kesehatan yang semakin serius di berbagai wilayah. Peningkatan kasus yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya menunjukkan perlunya perhatian lebih dari masyarakat dan pemerintah. Faktor-faktor seperti perubahan iklim, urbanisasi yang tidak terkendali, serta minimnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan dan pengendalian DBD turut berkontribusi terhadap penyebaran penyakit ini. Artikel ini mengkaji penyebab peningkatan kasus DBD, langkah-langkah pencegahan yang telah diambil, serta strategi yang perlu diterapkan untuk mengendalikan wabah di masa mendatang. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor kesehatan, dan masyarakat, dalam upaya mengatasi ancaman kesehatan ini.

PENDAHULUAN 

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Seiring dengan meningkatnya curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini menjadi semakin marak dan memerlukan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat. Penyakit ini telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Pada bulan Juni 2024, kasus DBD mengalami lonjakan signifikan di banyak daerah, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pihak berwenang. Fenomena ini menunjukkan bahwa DBD masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama di tengah kondisi iklim yang berubah dan urbanisasi yang cepat. Dalam konteks ini, artikel ini bertujuan untuk mengkaji peningkatan kasus DBD pada bulan Juni 2024, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyebaran penyakit, serta langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang perlu diambil. Melalui analisis ini, diharapkan dapat ditemukan solusi yang efektif untuk mengurangi dampak wabah DBD dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman kesehatan serupa di masa depan.

PERMASALAHAN 

Masalah gizi dan kesehatan adalah dua aspek yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Di Indonesia, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu ancaman kesehatan yang signifikan, terutama di daerah tropis. Di sisi lain, masalah gizi, baik berupa gizi buruk maupun obesitas, masih menjadi tantangan serius. Hubungan antara masalah gizi dan DBD merupakan topik penting yang perlu dikaji karena gizi yang buruk dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap penyakit ini serta mempengaruhi proses penyembuhan.

Gizi Buruk dan Sistem Kekebalan Tubuh. Gizi buruk khususnya pada anak-anak, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi virus dengue. Kurangnya mikronutrien penting seperti vitamin A, C, D, dan mineral seperti zinc dapat menghambat fungsi kekebalan tubuh, sehingga anak-anak dengan gizi buruk lebih mudah terinfeksi dan mengalami komplikasi yang lebih serius.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline