Lihat ke Halaman Asli

Chreva Nadiah Teressa Goni

Mahasiswa Universitas Airlangga

Perjuangan Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H

Diperbarui: 23 September 2025   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Mohammad Yamin (Detikcom)

Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. merupakan salah satu tokoh nasional yang terkenal di Indonesia. Lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Mohammad Yamin merupakan anak dari Tuanku Oesman Baginda Khatib dengan Siti Saadah. Mohammad Yamin memulai pendidikannya di sekolah dasar Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang, setelah itu Yamin melanjutkan pendidikannya di Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta. Yamin melanjutkan pendidikannya di sekolah tinggi Rechtshoogeschool te Batavia, Jakarta (yang sekarang lebih dikenal dengan Fakultas Hukum Universitas Indonesia). Dan berhasil lulus serta mendapatkan gelar Meester in de Rechten atau Sarjana Hukum pada tahun 1932.

Yamin merupakan seorang sastrawan, sejarawan, politikus dan ahli hukum. Pada tahun 1922, Yamin muncul dengan karya pertamanya sebagai penyair dengan puisinya yang berjudul "Tanah Air". Tanah air merupakan himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan. Himpunan kedua yang dikeluarkan berjudul "Tumpah Darahku" pada 28 Oktober 1928. Di dalam puisinya, beliau menggunakan bentuk sonata. Di tahun yang sama karyanya dalam bentuk drama yang berjudul "Ken Arok dan Ken Dedes" berdasarkan sejarah Jawa juga muncul.

Selama masa kuliah, Yamin sangat aktif terlibat dalam gerakan pemuda. Keaktifan Moh Yamin dalam pergerakan ini membuat ia memiliki sumbangan signifikan dalam Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II yang melahirkan sumpah pemuda. Saat Kongres Pemuda I digelar di Jakarta pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926, Moh Yamin adalah salah satu partisipan sebagai perwakilan dari Jong Sumatranen Bond. Yamin menjadi salah satu tokoh pemuda yang menyampaikan gagasan mengenai pentingnya bahasa persatuan yang mengikat berbagai komponen bangsa Indonesia yaitu dengan Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu. Namun ide ini tidak sepenuhnya diterima oleh para peserta kongres.

Pada Kongres Pemuda II yang diadakan di Batavia atau Jakarta, tepatnya pada rapat pertama 27 Oktober 1928 yang dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Mohammad Yamin menyampaikan gagasannya bertajuk "Dari Hal Persatuan dan Kebangsaan Indonesia." Di forum itu terlihat salah satu peran Muhammad Yamin dalam Sumpah Pemuda yakni menguatkan ide persatuan bangsa Indonesia. Di rapat ketiga atau pada hari kedua di tanggal 28 Oktober 1928, bersama beberapa kawan, Mohammad Yamin turut merumuskan teks naskah Sumpah Pemuda yang berbunyi sebagai berikut:

Pertama

Kami Putra-Putri Indonesia,

mengaku bertumpah darah yang satu,

Tanah Indonesia

Kedua

Kami Putra-Putri Indonesia,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline