Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Telkom 3S, Industri Kreatif dan Nawacita Jokowi-JK

Diperbarui: 28 Februari 2017   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satelit Telkom 3S sukses saat peluncuran/Kompas.com

Hari itu, 8 Juli 1976 pukul 19.31 waktu Florida, Amerika Serikat atau 9 Juli pukul 06.31. Gelegar dahsyat (sonic boom) dari roket Delta 2914 buatan McDonnal Douglas pecah di Cape Canaveral Kennedy Space Centre Florida. Itulah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Satelit pertama Indonesia yang diberi nama Palapa A1 mengangkasa, selanjutnya menempati orbit geostationer di posisi 83 derajat Bujur Timur (BT).

Sejak A1 mulai memainkan fungsinya pada 16 Agustus di tahun yang sama hingga 29 tahun kemudian, tepatnya tahun 2015, Indonesia (Telkom) telah meluncurkan 8 (?) satelit, atau satelit ke-17 milik Indonesia. Setelah Palapa A1 menyusul Palapa A2, Palapa B1, Palapa B2, Palapa B2P, Palapa B2R, Palapa B4, Telkom 1, Telkom 2 dan Telkom 3 (Kompas,17/2/2017 hal.5).

Patut dicatat, di awal kemunculannya, gagasan memiliki satelit sendiri sempat mendapat penolakan dari sebagian masyarakat. Gagasan pemerintah, kalangan akademisi dan Perumtel (nama Telkom sebelumnya) yang dikemukakan di berbagai forum tentang pentingnya Indonesia memiliki satelit komunikasi sendiri dirasa terlalu tinggi, bahkan dianggap barang mewah. Teknologi baru, dengan harga mahal pula.

Satelit yang semula mengambil nama Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) itu, mulai dirasa penting seiring manfaat yang dirasakan, entah secara sadar atau tidak, oleh seluruh masyarakat. Dan kebutuhan akan teknologi satelit yang semakin membesar itu membuat Telkom ahirnya berani menginvestasikan tak kurang dari 215 juta dollar AS untuk biaya pembuatan, jasa peluncuran dan asuransi Satelit Telkom 3S.

Ya, sonic boom kembali menggelegar, memecah langit Guiana Space Center, Florida pada Selasa (14/2/2017) lalu pukul 18.39 waktu setempat atau Rabu (15/2) pukul 04.39 WIB. Roket Araiane 5 meluncur mulus membawa Satelit Telkom 3S yang nantinya akan menempati slot orbit pada 118 derajat BT, atau diperkirakan di atas Selat Makassar. Seja 2005, slot atau kapling tersebut ditempati oleh Telkom 2, yang selanjutnya digeser ke posisi baru di timur Indonesia di atas Samudra Pasitik (Kompas,16/2/2017, hal.14).

Satelit teranyar, Telkom 3S, itu akan mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara bahkan hingga sebagian Asia Timur. Kehadiran Satelit Telkom 3S akan melengkapi dua satelit Telkom lain yang masih beroperasi yakni Telkom 1 dan Telkom 2.

Mengapa perlu Telkom 3S?

Bila Telkom masih memiliki dua satelit, mengapa perlu ditambah lagi Satelit Telkom 3S? Telkom 3S memiliki 24 transponder C-band standar, 8 transponder C-band extended,4 transponder Ku-band standar, dan 6 transponder Ku-band extended.Transponder extendedmemiliki lebar pita frekuensi 1,5 kali lebih besar dari transponder standar, sehingga Telkom 3S memiliki 49 transponder ekuivalen C-band standar.

Tambahan 49 transponder akan melengkapi total 109 transponder yang dikelola PT Telkomsel dari 3 satelit. Dengan jumlah tersebut maka ketergantungan pada satelit asing bisa ditekan. Sebelumnya PT Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya, plus menyewa 67 transponder dari satelit asing.

Di samping itu transponder K-band memiliki daya lebih besar, pita frekuensi lebih lebar, dan lebih sederhana dalam proses pengiriman sinyal. Sehingga pelayanan yang diberikan akan lebih masif dengan kualitas komunikasi lebih baik untuk melayani siaran televisi berkualitas tinggi (high-definition television), layanan komunikasi seluler dan braodband internet.

rumahpengetahuan.web.id

Selain itu, umur satelit makin ke sini makin panjang, yang diperkirakan bisa mencapai 20 tahun, berbeda dengan satelit Palapa A1 yang bertahan tujuh tahun.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline