Lihat ke Halaman Asli

Cecep Gaos

Guru pecinta literasi

Ada Cinta di Bantar Gebang

Diperbarui: 31 Maret 2018   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: https://muda.kompas.id

Aroma bau menyengat tak membuatmu menutup hidung rapat-rapat. Sesekali badanmu menggeliat. Tangan kotormu membetulkan posisi keranjang sampah yang sudah terlihat kotor seperti berkarat. Kaki-kaki kasarmu menerjang menyusuri setiap jengkal tumpukan sampah yang dikerubungi jutaan lalat.

Tangan-tangan terampilmu memunguti sampah-sampah yang kian menggunung. Wajah-wajah sumringahmu terpancar di balik truk-truk besar yang memuntahkan puluhan ton sampah yang kian tak terbendung. Sesekali kau  berteriak. Layaknya seorang broker yang sedang bertransaksi di bursa saham yang agung.

Tapi yakinlah, ada kehidupan dan cinta di sana. Di atas tumpukan-tumpukan sampah yang tak lagi sedap di pandang mata. Di setiap helai sampah yang sudah tak lagi berharga bagi kita.

Bagi mereka, sampah-sampah itu bak intan permata. Aromanya tak lebih bau daripada mulut-mulut para koruptor. Tak lebih hina dan menjijikan daripada tikus-tikus kantor yang berhati kotor. Mengeruk uang rakyat, yang kehidupannya semakin tercekik oleh harga-harga yang kian melangit.  

Ada kehidupan dan cinta tumbuh di sana. Kehidupan dan cinta untuk anak-anak dan istrinya, dan untuk orangtuanya yang telah renta di makan usia. Yang selalu mengharapkan hari esok yang lebih bercahaya.

#CG @Karawang, 31-03-2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline