Lihat ke Halaman Asli

Bahrul Ilmi

Universitas Lambung mangkurat

Menganalisis Pemberitaan Presipitasi atau Hujan di Kabupaten Mandailing Natal dengan Metode Framing Berita

Diperbarui: 7 April 2023   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai kabupaten dengan curah hujan yang tinggi, Kabupaten Mandailing Natal memerlukan pemahaman yang baik mengenai fenomena presipitasi. Pemberitaan mengenai presipitasi sangat penting bagi masyarakat dan pemerintah setempat, karena dapat mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan. Dalam analisis ini, kami akan membahas bagaimana media melaporkan fenomena presipitasi di Kabupaten Mandailing Natal dengan menggunakan teknik framing berita. Kami akan meneliti 10 berita yang dilaporkan oleh 5 media yang berbeda, dengan tujuan untuk mengidentifikasi sudut pandang atau kerangka berita yang digunakan oleh masing-masing media. Dengan demikian, analisis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana media memilih dan menyajikan informasi tentang fenomena presipitasi di Kabupaten Mandailing Natal.

Berikut berita tentang hujan yang akan kita bahas:

Sumber: Media Massa/dok. pribadi

Sumber: Media massa/dok. pribadi

Pada pemberitaan di atas dapat kita simpulkan per media massa dengan metode framing berita seperti di bawah:

Pada berita dari opsi.id. Berita pertama dengan judul "Curah Hujan Tinggi, Kabupaten Mandailing Natal Nyaris Tenggelam" memiliki framing media yang fokus pada dampak dari curah hujan yang tinggi di Kabupaten Mandailing Natal. Pada judul berita tersebut, framing media yang digunakan adalah framing "bencana alam" yang menekankan pada konsekuensi buruk dari fenomena alam tersebut. Selain itu, dalam berita tersebut juga disebutkan bahwa warga terpaksa mengungsi karena perkampungannya nyaris tenggelam, sehingga framing media yang digunakan adalah framing "korban" atau "masyarakat yang terdampak".

Berita kedua dengan judul "Kompak, Gubernur, Pangdam dan Kapolda Sumut Lihat Banjir di Mandailing Natal" memiliki framing media yang berbeda dengan berita pertama. Dalam judul berita tersebut, framing media yang digunakan adalah framing "aksi tanggap darurat" yang menekankan pada tindakan tanggap darurat yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait, yaitu Gubernur, Pangdam dan Kapolda Sumut. Hal ini menunjukkan bahwa penulis berusaha untuk menekankan pada upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk mengatasi bencana tersebut.

Pada berita dari DetikNews Berita pertama dengan judul "Banjir Landa Mandailing Natal Sumut, Bupati Tetapkan Status Darurat" memiliki framing media "bencana alam" dan "tindakan pemerintah" yang menekankan pada langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah dalam menghadapi banjir di Kabupaten Mandailing Natal. Berita ini memberikan informasi mengenai status darurat yang diberlakukan oleh bupati setelah belasan kecamatan dilanda banjir akibat tingginya curah hujan, serta langkah-langkah tanggap darurat yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk membantu masyarakat terdampak banjir.

Sementara itu, berita kedua dengan judul "Dua Warga Sumut Tewas Kesetrum Listrik Saat Pasang Tenda Pesta Ketika Hujan" memiliki framing media "kecelakaan" dan "korban" yang menekankan pada kecelakaan yang terjadi dan korban yang meninggal akibat kesetrum listrik saat memasang tenda pesta di saat hujan. Berita ini memberikan informasi mengenai kronologi kecelakaan yang terjadi dan dampak buruk dari kejadian tersebut, serta langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menyelidiki penyebab kecelakaan.

Pada berita dari kompas.com Berita pertama dari Kompas.com dengan judul "16 Kecamatan di Mandailing Natal Dilanda Banjir dan Longsor, Ribuan Bangunan Terendam" menggunakan metode framing media dengan menyoroti dampak dari bencana alam banjir dan tanah longsor di Kabupaten Mandailing Natal. Berita ini menyajikan data jumlah desa atau kelurahan yang terdampak banjir dan longsor serta menyebutkan bahwa ribuan bangunan terendam. Framing media yang digunakan menunjukkan bahwa bencana alam ini memiliki dampak yang cukup besar bagi masyarakat di daerah tersebut.

Sementara itu, berita kedua dari Kompas.com dengan judul "Hujan Lebat Sebabkan Banjir di Mandailing Natal" menggunakan metode framing media dengan menyoroti penyebab terjadinya banjir, yaitu hujan lebat yang turun sejak siang hingga sore. Berita ini juga menggambarkan dampak banjir terhadap rumah warga dan rumah toko di inti kota yang terendam air hingga ketinggian sekitar satu meter. Framing media yang digunakan menunjukkan bahwa hujan lebat merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya banjir, dan bahwa banjir ini terjadi pada permukiman warga dan pusat kota yang memiliki dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat dan aktivitas ekonomi.

Pada berita dari Viva.com Berita pertama dari Viva.com berjudul "5 Desa di Mandailing Natal Terendam Banjir, Warga Sempat Mengungsi". Berita ini menggunakan framing media yang fokus pada dampak langsung yang dirasakan oleh warga setempat akibat bencana banjir. Dalam berita ini, dikatakan bahwa hujan deras yang terjadi pada malam minggu 11 Desember 2022 menyebabkan lima desa di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, terendam banjir. Desa-desa tersebut adalah Desa Pulo Padang, Kecamatan Lingga Bayu, Desa Patiluban Mudik, Patiluban Hilir, Kecamatan Natal, Desa Hutaimbaru, Kecamatan Muara batanggadis, dan beberapa desa di Kecamatan Sinunukan. Framing media dalam berita ini memperlihatkan bahwa bencana banjir ini merusak rumah-rumah dan membuat warga harus mengungsi untuk sementara waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline