Indonesia mengalami transformasi yang sangat cepat menuju masyarakat tanpa uang tunai (cashless society). Fenomena ini dimulai pasca pandemi COVID-19, dimana pembayaran digital menjadi pilihan utama untuk meminimalkan kontak fisik. Dukungan regulasi, gencarnya promosi dari para penyedia layanan pembayaran digital, dan kemudahan akses internet membuat tren ini dapat berkembang pesat.
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standart) menjadi salah satu contoh produk teknologi yang dapat menyatukan berbagai sistem pembayaran. Kehadiran QRIS bukan hanya memudahkan konsumen, tetapi juga membuka peluang bagi UMKM agar dapat bersaing di era digital. Hingga kuartal II 2025, jumlah penggunaan QRIS mencapai 57 juta orang hampir memenuhi target akhir tahun yaitu 58 juta. Dengan memiliki satu kode QR, UMKM dapat melayani transaksi tanpa uang tunai seperti ritel modern.
Namun, cashless society ini menimbulkan beberapa tantangan baru. Salah satunya adalah literasi keuangan digital masyarakat yang masih rendah. Banyak kasus penipuan online, seperti phising hingga tautan palsu yang menunjukan bahwa masyarakat belum sepenuhnya siap menghadapi risiko transaksi digital. Apabila tidak diimbangi dengan edukasi, manfaat dari ekonomi digital bisa tertimbun oleh kerugian akibat kejahatan siber.
Selain itu, perkembangan ekonomi digital berdampak pada pola konsumsi masyarakat. Transaksi yang serba instan mendorong perilaku konsumtif, terutama di kalangan anak muda. Belanja online dengan metode pay later menjadi tren, hal ini dapat memicu peningkatan utang pribadi apabila tidak dikelola dengan baik. Di sisi lain, pemerintah dan lembaga keuangan perlu berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang manajemen keuangan agar transformasi digital membawa manfaat jangka panjang.
Fenomena cashless society bukan hanya soal teknologi, tetapi perubahan budaya dan kebiasaan ekonomi masyarakat. Apabila pemerintah, industri, dan konsumen mampu berkolaborasi dan menjaga keseimbangan antara kemudahan transaksi dan keamanan finansial, kita bisa memastikan bahwa transformasi menuju cashless society benar-benar membawa kesejahteraan. Tidak hanya menciptakan efisiensi, tetapi juga memperluas inklusi keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI