Lihat ke Halaman Asli

Benny Eko Supriyanto

TERVERIFIKASI

Aparatur Sipil Negara (ASN)

Lelucon Gus Dur dan Rahasia Bahagia yang Sederhana

Diperbarui: 23 Agustus 2025   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KH. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Republik Indonesia (Foto: www.threads.com/@medianu_pamekasan)

Di tengah hiruk-pikuk politik, sosial, dan bahkan kegelisahan sehari-hari yang melanda bangsa, humor seringkali hadir sebagai penawar luka kolektif. Dan di Indonesia, siapa yang tak mengenal Abdurrahman Wahid---atau yang lebih akrab kita sapa Gus Dur---sang Presiden ke-4 RI yang sekaligus dikenal sebagai humoris sejati.

Lelucon Gus Dur kerap menjadi pengingat sederhana bahwa hidup tak selamanya harus dipandang dengan wajah serius. Salah satu yang paling terkenal adalah dialog singkat namun mendalam:

"Gus apa kuncinya bahagia?"
"Jangan memikirkan apa yang kamu tidak tahu."
"kalau yang diketahui Gus?"
"Lha, kalau sudah tahu ngapain di pikir?"

Sekilas, ucapan ini tampak seperti punchline sederhana. Namun bila direnungkan, justru di situlah letak kedalaman pemikiran Gus Dur. Humor baginya bukan sekadar bahan tertawaan, melainkan jendela kebijaksanaan.

Filosofi Sederhana dalam Lelucon

Lelucon di atas sebenarnya menyimpan pelajaran tentang cara manusia menyikapi hidup. Betapa sering kita terbebani oleh hal-hal yang tak sepenuhnya kita pahami, atau bahkan hal-hal yang sudah jelas tapi masih terus dipertanyakan.

Gus Dur mengajarkan: jangan habiskan energi untuk hal yang berada di luar jangkauan pengetahuan kita. Kekhawatiran berlebihan atas sesuatu yang tidak kita ketahui hanya melahirkan keresahan. Sebaliknya, jika sesuatu sudah kita ketahui, maka tak perlu lagi membuang waktu memikirkannya---cukup jalani.

Dengan cara ini, Gus Dur seperti menegaskan bahwa kebahagiaan lahir dari kemampuan memilah pikiran. Mana yang perlu dipikirkan, mana yang sebaiknya dilepaskan.

Humor sebagai Jalan Kebijaksanaan

Tak banyak pemimpin di dunia yang mampu menyampaikan gagasan besar lewat humor. Gus Dur berbeda. Ia menjadikan humor sebagai bahasa rakyat, sekaligus alat untuk menyingkap ironi sosial dan politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline