Lihat ke Halaman Asli

Bagindo Armaidi

Pemerhati sosial kemasyarakatan

Pesantren Waratsatul Anbiya' Kota Solok Semakin Diminati, Terbatas Sarana Prasarana Tolak Calon Santri

Diperbarui: 21 Februari 2025   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang masuk pondok pesantren Waratsatul Anbiya'. Foto ; armaidi tanjung


Merintis dan mengembangkan pondok pesantren untuk melanjutkan perjuangan Nabi dan risalah yang diajarkan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam memang tidak mudah. Berbagai kendala, rintangan dan masalah pasti akan dihadapi.
Seperti yang dialami Tgk. Dalmarison, S.Pd yang merintis pondok pesantren Waratsatul Anbiya' sejak tahun 2008 yang sekarang  beralamat di jalan Padang Ribu-Ribu Ampang Kualo Kelurahan Kampung Jawa Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok. Dalmarison berkumpul empat orang, masing-masing Dalmarison, Buya Bustami BA (alm), Buya Busra dan Buya Wirzal. Dua tahun kemudian, Buya Wirzal mundur karena lulus PNS. Setahun kemudian Buya Busra juga mundur.
"Tahun 2009 menerima santri pertama kali sebanyak 16 orang. Tahun 2015 jumlah santri meningkat menjadi 135 orang.   Dalmarison dengan beberapa pengasuh pernah mengunjungi berbagai pondok pesantren di pulau Jawa, yang dibantu seluruhnya oleh  H Yenon Orsa MT, seperti ke Pesantren Gontor, Wali Songo, Pesantren Lido di Bogor, Darul Kalam  dan lainnya," kata Dalmarison, Jumat (21/2/2025) di ruang kerjanya, Pesantren Waratsatul Anbiya' jalan Padang Ribu-Ribu Ampang Kualo Kelurahan Kampung Jawa Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok.
Penetapan nama pesantren, dari kesepakatan empat orang pendiri. Beberapa usulan nama, akhirnya disepakati Waratsatul Anbiya' yang berarti pewaris nabi. Dengan pemberian nama tersebut, diharapkan alumni pesantren mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin, membawa rahmat pada sekalian alam.
Dalmarison menceritakan, awal berdiri, 2009 hingga 2017 Pesantren Waratsatul Anbiya' menemapati bangunan milik SMA PGRI di Kelurahan Sembilan Korong Kecamatan Lubuk Sikarak Kota Solok. Dalam perjalanannya, tahun 2015 berhasil membeli tanah seluas 5.670 m2 yang dibantu oleh  dr. Helwi Novira pemilik Rumah Sakit Permata Bunda Solok. Pada April 2016, mulai dibangun lokal dan kantor dari bantuan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat. Seiring dengan itu, dibangun asrama, lokal belajar, dan masjid yang dibantu H. Yenon Orsa.
"Dengan luas yang terbatas, maka Pesantren Waratsatul Anbiya' terpaksa membatasi jumlah penerimaan santri baru. Tahun lalu dari 235 pendaftar calon santri, yang diterima hanya 150 orang. Sisanya terpaksa ditolak karena terbatasnya ruangan belajar dan asrama. Bahkan tiga lokal santri harus belajar di masjid, karena terbatasnya ruang belajar. Saat ini Pesantren Waratsatul Anbiya' memiliki 409 santri, 222 orang diantaranya santriwati, 71 guru dan staf tata usaha. Dimana saat ini Pondok Pesantren Waratsatul Anbiya' terbanyak santrinya di Kota Solok," tutur Dalmarison .
Tahun 2021 kembali berhasil membeli tanah seluas 12.220 m2 yang masih terhubung dengan lahan saat ini. Di lokasi ini telah dibangun sebuah masjid satu lagi dibantu  H. Yenon Orsa yang diberi nama masjid Burhanuddin. Kini  sedang dibangun sebanyak 22 lokal belajar dan asrama sehingga mampu menampung santri yang lebih banyak. Ditargetkan tahun ini sudah bisa menerima 200 santri  baru, kata Dalmarison kelahiran 20 Mei 1977 di Koto Sani Padang Belimbing Sumani Kabupaten Solok.

Buya Dalmarison bersama beberapa santriwati  pondok pesantren Waratsatul Anbiya'. Foto:armaidi tanjung


Dalmarison belajar di pondok pesantren Budi Mesja Aceh Barat tahun 1993-1997,  sebelumnya belajar di MTI Jaho Padang Panjang tingkat Tsanawiyah 1990-1993. Pulang dari Aceh, Dalmarison menjadi pembina asrama di pesantren Ainul Yaqin di Masjid Syura Pandan Koto Solok tahun 1997-2000. Tahun 2001 merantau ke pulau Jawa. Tahun 2004 pulang kampung mengajar di MDA Almunawwarah Sinapa Piliang Lubuk Sikarah Kota Solok, dengan sampingan honor di Pesantren Ainul Yaqin di Laing Kota Solok. Hanya setahun bertahan, kemudian mundur. Setelah itu, tahun 2008-2009 mendirikan pesantren dengan susunan Ketua Busra, Sekretaris Wirzal dan Bendahara Dalmarison, kenang Dalmarison.
Tahun 1997 melanjutkan pendidikan ke STAI Solok. Kuliah sambil bekerja, memang pilihan yang sulit. Akhirnya kuliahnya kandas di semester lima. Setelah beberapa tahun, tepatnya 2017 melanjutkan ke STAI YASTIS Padang, selesai tahun 2021.

Kembangkan Usaha
Selain proses belajar mengajar di pondok pesantren, Waratsul Anbiya' juga memiliki unit usaha yang mendukung pembiayaan pesantren. Unit usaha yang dikembangan depot air minum. Tahun 2017 dimulai di Sumani Kabupaten Solok, tahun 2020 di Sungai Kalu Kabupaten Solok Selatan, tahun 2021 di Tanah Garam Kota Solok dan di Surian Kabupaten Solok. Tahun 2018 juga dimulai usaha kasur busa di Tanah Garam Kota Solok.
Dari unit air depot, pesantren Pesantren Waratsatul Anbiya' memiliki aset 1 truk tengki 8.000 liter air depot  mengisi 4 depot air minum yang dimiliki Pesantren Waratsatul Anbiya'. Masing-masing depot memiliki gran max, 4 unit, ditambah 1 truk damtruk bangunan, 1 bis travel kapasitas 17 orang. Dari unit usaha tersebut, sangat membantu kelancaran proses belajar dan mengajar di Pesantren Waratsatul Anbiya' disamping bantuan rutin dari H Yenon Orsa MT, dr. Helwi Nofira dan donatur lainnya. **

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline