Sejak kecil,Elenna selalu terpesona sekali melihat seseorang mengenakan jas putih di rumah sakit.Baginya dokter adalah pahlawan tenpa pedang yang mampu menyelamatkan nyawa hanya dengan ilmu dan ketulusan.Ia sering menempelkan telinganya ke dada boneka lusuh miliknya,pura-pura mendengarkan detak jantung."Suatu hari nanti aku akan menjadi dokter".Katanya,meski hanya diucapkan pada angin sore.
Namun mimpi berlari lebih ceoat daripada langkah kaki.Ketika Elenna lulus SMA dengan nilai gemilang,pekerjaan ayahnya bangkrut dan harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan pekerjaannya lagi.Ibunya menjual berjualan sembako di depan rumah,penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari.Saat teman-teman lainnya sibuk mengisi pendaftaran hntuk masuk ke universitas favorit,Elenna diam-diam menahan tangisan,memikirkan biaya untuk masuk ke universitas dengan produ kedokteran yang sangat mahal itu.
Meski begitu semangat Elenna tidak padam.Ia terus mencari jalan keuar untuk menggapai jas putih itu.Elenna percaya bahwa ilmu tidak akan pernah sia-sia,meski jalannya belum terbuka.Malam-malam ia berdoa,meminta agar cita-citanya tidak dianggap mustahil hanya karena keadaan ekonomi
Suatu hari,Elenna mendapatkan link untuk daftar beasiswa,lalu ia mengisi link tersebut dengan hati yang tidak tenang,karena takut tidak mendapatkan beasiswa itu.Namun doa Elenna yang selalu ia panjatkan setiap hari terkabulkan.Elenna lolos beasiswa dan keterima di universitas yang ia inginkan yaitu di Universitas Gadjah Mada dengan prodi kedokteran
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI