Jalan Hati Yesuit adalah sebuah buku spiritualitas yang dibuat oleh Gabriel Posenti Sindhunata SJ. Buku ini membahas tentang spiritualitas Ignatian yang kental dengan spiritualitas seorang Yesuit. Kebanyakan disini membahas tentang spiritualitas Yesuit yang bebas untuk siapa saja dan menyentuh untuk masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah. Sekarang spiritualitas itu menjadi terbuka untuk banyak orang termasuk juga bagi kita sebagai awam. Spiritualitas Ignatian ini kita dapat terapkan di kehidupan kita sehari-hari. Mengapa demikian? Nanti akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya. Jadi spiritualitas ini bukan untuk Serikat Jesus tetapi dipersembahkan bagi Gereja dan bagi dunia.
Apa itu sebuah spiritualitas? Spiritualitas sendiri berasal dari kata spirit yang berarti semangat atau api hidup didalam seseorang secara rohani. Mungkin banyak dari kita bingung tentang spiritualitas Ignatian. Jadi apa itu spiritualitas Ignatian itu? Spiritualitas Ignatian adalah cara hidup yang digagas oleh Santo Ignatius dari Loyola ketika mendirikan Serikat Jesus. Beberapa dari kita sudah tahu bahwa Spiritualitas ini sangatlah unik dengan beberapa ciri khasnya.
Mungkin beberapa dari antara kita menganggap bahwa hidup rohani dan hidup keseharian harus dibedakan. Tetapi didalam spiritualitas Ignatian ini sangatlah berbeda. Santo Ignatius menggagas bahwa kehidupan rohani tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bahkan kehidupan kita sebagai mahkluk seksual juga tidak bisa dilepaskan dari kehidupan rohani. Maka tak jarang orang yang tidak menyetujui dengan hidup spiritualitas Ignatian ini. "Buat apa sih kehidupan rohani digabung dengan kehidupan sehari-hari?" kata mereka yang belum memahami konsep spiritualitas ini bekerja. Jadi kunci pertama memahami spiritualitas Ignatian adalah Finding God In All Things. Walaupun kata-katanya susah untuk dicerna tetapi yang dimaksud sangat simpel sekali.
Finding God In All Things sebuah kata-kata didalam bahasa Inggris yang berarti menemukan Tuhan di dalam segala hal. Bagaimana caranya Tuhan bisa ditemukan di dalam segala hal, bukannya Tuhan itu Maha Agung ya? Ya memang Tuhan bersifat Maha Agung dari segalanya. Tetapi Tuhan pasti selalu berkarya di dalam segala hal di hidup kita ini. Misalnya hari ini aku merasa sangat senang karena aku dapat bermain bola bersama teman-temanku. Perasaan yang senang tersebut ditimbulkan dalam satu peristiwa di hari itu yaitu bermain sepak bola. Bagaimana Tuhan dapat berkarya lewat aku bermain sepak bola? Dari peristiwa yang lebih detail yang mengemburakan diriku yaitu mungkin hattrick gol pada waktu itu. Itulah karya Tuhan membuat aku bahagia pada hari ini. Begitu juga dalam kita memandang dunia kita juga memandang dalam kacamata iman yang berfokus bagaimana Tuhan berkarya di dalam dunia yang sedang terjadi sekarang ini.
Mungkin ini juga yang membuat Santo Ignatius dari Loyola sangat akrab dengan rakyat-rakyat kecil di Manresa. Di Manresa kehidupan rohani Santo Ignatius dari Loyola sanmengakrabkan diri dengan masyarakat kecil. Ketika Santo Ignatius dari Loyola tinggal di Manresa, ia tinggal di Rumah Sakitgat berkembang. Ketika pengalaman di Manresa mengubah Santo Ignatius dari Loyola atau yang bisa disebut Iigo Santa Lucia. Rumah Sakit Santa Lucia adalah rumah bagi mereka yang sakit tetapi kondisi ekonomi mereka sedang tidak baik-baik saja. Santo Ignatius dari Loyola pada saat itu mempunyai semangat yang sangat membara untuk melayani mereka yang membutuhkan dia. Karena Santo Ignatius dari Loyola sadar bahwa mereka yang miskin dan tersingkirkan juga bagian dari karya-karya Tuhan untuk dia. Maka dengan sangat rela Santo Ignatius dari Loyola melayani mereka yang sakit dan tersingkirkan dari masyarakat umum. Sampai-sampai Santo Ignatius dari Loyola rela mencarikan donasi untuk mereka yang sedang sakit dan tidak mempunyai uang di Rumah Sakit Santa Lucia di Manresa. Bahkan yang lebih membuat kita tercengang, pada waktu itu selain mencari donasi Santo Ignatius dari Loyola rela merawat orang-orang yang sakit diluar Rumah Sakit Santa Lucia. Santo Ignatius dari Loyola juga menyadari bahwa pelayanan yang ia lakukan semata-mata demi memuliakan nama Tuhan yang lebih besar daripada dirinya sendiri.
Selain daripada itu banyak kesaksian-kesaksian dari masyarakat sekitar Manresa yang bersaksi bahwa Santo Ignatius dari Loyola adalah orang yang suci dan sangat baik. Bahkan kesaksian-kesaksian itu didapatkan sebelum ia dikanonisasi sebagai seorang Santo. Selain dikenal sebagai orang yang suci bagi masyarakat Manresa ia juga dianggap sebagai orang yang sangat peduli pada masyarakat kecil disekitarnya. Walaupun ia mantan seorang ksatria ia sangat peduli dengan masyarakat kecil. Pada tahun 1622 Santo Ignatius dari Loyola diangkat sebagai santo oleh Paus Gregorius XV. Kira-kira seratus tahun sejak ia tinggal di Manresa jejak hidupnya masih terasa sampai sekarang oleh masyarakat Manresa dan masyarakat dunia serta Gereja-Nya yang kudus
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI