Lihat ke Halaman Asli

Tidak Setiap Hangat Menjelma Rumah

Diperbarui: 5 Oktober 2025   03:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidak setiap hangat menjelma rumah

Terkadang ia adalah jejak-jejak samar yang tertinggal saat seseorang bangkit dari duduknya

Atau kala angin berbaur harum pewangi berembus dari pipa pembuangan toko laundry

Mungkin juga selagi tak tahu-menahu hidung mungil si Mpus mengendus pipimu, meski napasnya bercampur aroma terasi

Atau ketika sulut api dari sumbu lilin bermain-main dengan bayanganmu

Ketika bibirmu meneguk air yang habis diseduh terik mentari

Ketika tanganmu merangkul jemuran kering yang baru diangkat dari tali

Ketika kemeja yang dikenakan barusan disetrika dan masih tercium hangit

Ketika tutup penanak nasi dibuka dan uap-uapnya lekas mengepul

Barangkali juga ia jemari yang sempat membungkus tanganmu, menepis gundah sejenak

Bahkan jika hangat itu datang dari lantunan doa yang sayup-sayup mengambang tanpa habis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline