Lihat ke Halaman Asli

Arifin Indra Sulistyanto

Pemerhati * Narasumber * Konsultan * Advisor * Assessor * Ilustrator

Crypto Currency: Bukan Alat Pembayaran

Diperbarui: 19 Juni 2022   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Crypto Currency. Dok : Pribadi

Oleh Arifin Indra

Seorang anak muda sedang memainkan HPnya di teras rumah joglo dengan asik sehingga tidak tahu Eyangnya datang menghampirinya. Eyang Roso mendekatkan kepalanya untuk mengintip gambar di layar HP cucunya yang sudah duduk di kelas 11.

“ Sedang sibuk apa Han, serius amat ?”, Eyang Roso ingin tahu kesibukan cucunya.

“ Ehh Eyang, kirain siapa. Ini lohh,  soal Bitcoin dan Ethereum. Boleh donk, Erhan dijelasin tentang crypto, Eyang kan pernah berkarir di dunia keuangan?”, pinta cucunya.

“ Boleh, ayuuk …, Erhan mau duduk di mana ?”, tanya Eyangnya.

“ Yuk kita ke ruang tengah…, tapi Erhan cari camilan dulu yaa“, Erhan bangkit masuk ke dalam, langkahnya belok ke meja makan. Erhan mencari toples makanan kecil yang biasanya ada di situ. Setelah ketemu toples rengginang, kemudian dibawanya ke ruang tengah menemui Eyangnya.

“ Akhirnya dapat juga rengginang, untuk teman diskusi soal crypto currency”.

“ Monggo Eyang”, cucunya mempersilahkan Eyangnya untuk mulai.

***

“ Baiklah, Eyang akan mulai dengan ini”, Eyang Roso mengambil uang kerta pecahan Rp. 50.000,- yang berwarna biru dari dompetnya, sambil ditunjukkan kepada cucunya.

“ Ini adalah uang kertas yang resmi berlaku di negara kita. Ini adalah alat pembayaran”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline