Lihat ke Halaman Asli

Ares Brilatin

Penjaga Mimpi

Bali dalam Cermin: Mengapa Angka Saja Tak Cukup?

Diperbarui: 18 September 2025   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pemandangan Danau dan Gunung Batur, Bali. Sumber: dokumen pribadi 

Bali dalam Cermin: Mengapa Angka Saja Tak Cukup?

Ares Brilatin, M.Pd.

Membayangkan Bali adalah membayangkan narasi dari ukiran ombak yang membuai pantai, hamparan sawah hijau yang memeluk bukit, dan ritus budaya yang abadi. Namun, di balik narasi megah yang membius mata, berdenyutlah jantung ekonomi yang lebih bising, lebih keras, dan jauh lebih nyata. Ia bukan sekadar detak dari resor mewah dan restoran gemerlap, melainkan denyutan tak henti dari ribuan UMKM, napas para petani yang gigih merawat sawah, dan getar semangat para pekerja kreatif. Inilah kontras yang jarang kita tatap. Jurang antara Bali dalam cerita dan Bali dalam kenyataan merupakan sebuah pemandangan yang menunggu untuk digali.

Di antara riuhnya denyut kehidupan, di balik megahnya pura dan tenangnya sawah terasering, tersembunyi sebuah pertanyaan mendalam: seutuhnya, seperti apa wajah ekonomi Bali saat ini? Bukan sekadar angka yang melompat di grafik, bukan pula sekadar cerita tentang gemerlap pariwisata. Kita butuh cermin yang lebih jernih, yang mampu merefleksikan setiap sudut dan setiap napas dari denyut ekonomi Pulau Dewata.

Di sinilah Sensus Ekonomi 2026 (SE2026) hadir, bukan sebagai tugas birokrasi yang kaku, melainkan sebagai sebuah seruan untuk melihat lebih dalam. Ia bukan sekadar proyek pendataan biasa, melainkan momen kritis untuk memetakan realitas ekonomi Bali secara menyeluruh.

Data yang akan lahir dari sensus ini bukanlah sekumpulan angka mati, melainkan fondasi kokoh untuk merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran, lebih inklusif, dan lebih berkelanjutan. Sensus ini akan menjadi cermin yang merefleksikan setiap sudut perekonomian Bali.

Selama ini, kita memang sudah memiliki petunjuk. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali telah menyajikan potongan-potongan puzzle melalui data pertumbuhan ekonomi, PDRB, dan ketenagakerjaan. Namun, akankah kita puas dengan potongan-potongan itu saja? Akankah kita membiarkan celah-celah informasi tetap kosong?

SE2026 adalah pembaruan besar yang kita butuhkan. Ia adalah kesempatan emas untuk melengkapi narasi, untuk merangkai kepingan-kepingan data menjadi sebuah potret utuh dan akurat tentang perekonomian Bali.

Maka, pertanyaan yang menggugah adalah: siapkah kita menyambut cermin ini dengan kejujuran? Maukah kita bersama-sama membangun gambaran yang sebenar-benarnya tentang masa depan ekonomi Bali, bukan hanya demi hari ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang?

Ekonomi Bali menunjukkan pemulihan signifikan setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi, yang sebelumnya mengalami kontraksi tajam, kini kembali ke jalur positif. Pendorong utama pemulihan ini adalah sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan pariwisata. Pemulihan ini menunjukkan Bali's economic engine is tourism.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline