Lihat ke Halaman Asli

Dwi Ardian

Statistisi

Potret Kemiskinan Jakarta di Masa Anies

Diperbarui: 4 Oktober 2019   03:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemiskinan konsisten turun

Ibu kota akan pindah ke Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Penajem Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Hal itu bukan alasan buat Anies untuk mengendurkan semangat membangun Jakarta. Dia harus terus melangkah untuk bisa memenuhi satu per satu janji-janji politiknya. Termasuk kali ini yang kita bahas adalah sehubungan dengan kemiskinan Jakarta.

Memasuki 2 tahun kepemimpinannya, banyak anggapan bahwa Anies tidak memenuhi janjinya. Sah-sah saja mengatakan demikian tetapi perlu diketahui bersama bahwa kita harus bersikap adil dalam menilai.

Tidak boleh kemudian suatu masalah dibesar-besarkan seakan mewakili semuanya, misalnya seseorang memotret salah satu keluarga miskin dan dikesankan bahwa itulah kebanyakan yang ada di Jakarta.

Kemudian, hal itu disebar dengan kata-kata "Masa Anies rakyat semakin menderita". Begitu pun sebaliknya, klaim tidak boleh berlebihan.

Ada 23 janji Anies-Sandi yang dituntut harus bisa diselesaikan dalam waktu 5 tahun saja. Bukan hal mudah tetapi optimisme selalu dikobarkan.

Di antara janjinya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan berbagai strategi yang terukur guna mewujudkan Jakarta kotanya maju dan warganya bahagia.

Tim sinkronisasi bentukannya telah menuangkan dalam visi-misi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2022 dengan target penurunan 1% kemiskinan dari 3,78% menjadi 2,78% di akhir masa jabatannya.

Target ini sebenarnya sulit dicapai mengingat permasalahan Jakarta yang begitu kompleks dan tingkat kemiskinan bisa dibilang sudah mencapai titik jenuh. Kemiskinan Jakarta yang berfluktuasi pada kisaran 3,6% hingga 4,1% sejak belasan tahun yang lalu dianggap begitu sulit untuk diturunkan.

Menanggung Kemiskinan Pendatang
Saya pernah mengamati sebuah fenomena yang terjadi setiap tahun dengan fakta dan data yang ada kenyataan bahwa Jakarta meski didukung anggaran besar kemiskinan begitu sulit berkurang.

Di mana setiap tahunnya setelah lebaran bisa kita lihat catatan dinas terkait mencapai 60-an ribu, bahkan tahun ini diperkirakan mencapai 71-an ribu orang. Tentu saja mereka adalah orang-orang yang datang mengadu nasib di Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline