Lihat ke Halaman Asli

Nasionalisme Negara Kamboja

Diperbarui: 19 Juni 2021   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nasionalisme adalah paham atau ajaran utuk mencintai bangsa dan negara. Artinya setiap warga negara harus memiliki cita-cita dan tujuan yang sama. Sehingga setiap warga negara dapat merasa setia, terutama kepada negara dan bangsanya sendiri. Dengan kata lain, setiap warga negara berkewajiban untuk menanamkan rasa dan semangat nasionalisme pada bangsanya.

Negara ini terletak di Asia Tenggara, berbatasan dengan Thailand di bagian barat dan Laos dibagian utara. Di sebelah timur berbatasan dengan Vietnam, sedangkan dibagaian selatas berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Luas wilayah Kamboja adalah 181.035 km2. Wilayah bagian tengah Kamboja adalah cekungan atau basin yang dikelilingi oleh dataran yang luas. Wilayah Kamboja dialiri oleh Sungai Mekong yang merupakan sungai terpanjang di negara ini. sebelah tenggara cekungan terdapat delta Sungai Mekong, sedangkan disebelah utara dan barat daya cekungan terdapat beberapa pegunungan. 

Di timur Kamboja terdapat dataran tinggi. Kamboja merupakan negara yang pernah dijajah oleh bangsa Prancis, yang kemudian merdeka pada 17 April 1953. Kamboja adalah negara yang sejak tahun 1970 dirundung kemalangan, dan berantakan karena adanya kudeta. Pada tanggal 18 Maret 1970, ketika pangeran Sihanouk sedang bepergian ke luar negeri, keponakannya yaitu Pangeran Sisowath Sirik Matak dan Lon Nol melakukan kudeta, maka sejak itulah terjadi kekacauan yang semakin besar di Kamboja. 

Bahasa resmi yang digunakan di Kamboja adalah bahasa khmer, sedangkan bahasa lain yang digunakan di Kamboja adalah bahasa Prancis, dan sebagain besar penduduknya adalah beragama Buddha. Jumlah penduduk negara ini adalah sekitar 11.168.000 orang. Sebagian besar mata pencaharian penduduknya yaitu di sector pertanian. 

Hasil pertanian di Kamboja yaitu berupa bersa, merica, jagung, kapas, gula areng, tembakau dan lain sebagainya. Sedangkan dari hasil tambangnya yaitu berupa mangan, tembaga, emas dan besi. Dan dari hasil industry yang di hasilkan oleh Kamboja yaitu berupa kertas, minyak, plywood dan tekstil. Kamboja mengejutkan dunia ketika komunis radikal Kmer Merah dibawah pimpinan Pol Pot memproklamasikan Kamboja sebagai negara baru. Dia menyebut 1975 sebagai "Year Zero" yang dimana semuanya ingin dibagun dari awal. Pada tahun 1863, Raja Norodom yang ditunjuk oleh orang Thailand, mencari perlindungan di Prancis. Kemudian pada tahun 1867, Raja Norodom menandatangani perjajian dengan Prancis yang memberikan kendali atas provinsi Battambang dan Siem Reap di Thailand. Akhirya, kedua wilayah ini diserahkan ke Kamboja pada tahun 1906 pada perjanjian perbatasan oleh Prancis dan Thailand. Kamboja dijadikan protektorat oleh Prancis dari tahun 1863 hingga 1953, sebagi bagian dari koloni Indocina.

1. Nasionalisme yang Tumbuh Dalam Tubuh Bangsa Kamboja

Nasionalisme tumbuh perlahan di Kamboja. Peertumbuhan ini antara lain disebabkan oleh institut Buddhis yang dibentuk di Phnom Penh pada tahun 1930. Ada juga insiden penentangan terhadap pemerintah Prancis yang dipelopori oleh pemuda-pemuda Buddhis (1942) yang mana cukup mengejutkan para otoritas Prancis yang sudah terbiasa dengan sikap tenang dari masyarakat Kamboja. Generasi kepemimpinan dibawah Prancis umumnya tidak merasa tertantang untuk melawan karena rakyatnya tidak tertarik kepada politik dan hidup berpencar-pencar.

Situasi berubah dengan bangkitnya semangat kemerdekaan di Asia Tenggara pasca Perang Dunia II. Kamboja juga menginginkan kemerdekaan dan itu dicapai secara penuh pada tahun 1953. Radikalisme tumbuh subur. Pada mula-mula masing-masing kelompok mencoba ide-idenya untuk membentuk negara Kamboja yang ideal bagi para rakyatnya yang ditengah realitas yang saling bertentangan. Banyak orang yang menjadi luar biasa kaya karena memanfaatkan peluang perdagangan selama perang Vietnam, termasuk para pengusaha dan militer. Sementara rakyat jelata hidup dalam kondisi kemiskinan. Sikap Feodalistik Sihanouk yang memimpin secara de jure hanya beberapa tahun kemudian lengser sejak dinobatkan oleh Prancis pada tahun 1941 yang mana tidak membantu situasi. Susasan seperti itulah menumbuhkan ide-ide komunis.

2. Munculnya Nasionalisme Khmer

Tidak seperti di negara Vietnam, nasionalisme Kamboja tetap berjalan relative tenang selam sebagian besar pemerintahan Prancis mengalami pengaruh pendidikan yang lebih rendah yang membantu menjaga tingkat melek huruf rendah dan mencegah gerakan nasionalis seperti yang terjadi di Vietnam. Namun, diantara elit Kamboja yang berpendidikan Prancis, gagasan Barat tentang demokrasi dan pemerintahan sendiri serta restorasi menumen Prancis seperti Angkor Wat menciptakan rasa bangga dan kesadaran akan status Kamboja yang dulu kuat. Di dalam bidang pendidikan, kebencian juga tumbuh dikalangan pelajar Kamboja dari minoritas Vietnam yang lebih meiliki status lebih disukai pada tahun 1936, Son Ngoc Than dan Pach Choeun mulai menerbitkan Nagaravatta (Notre cite) sebagai surat kabar anti-kolonial yang berbahasa Prancis dan juga terkadang anti Vietnam. Gerakan kemerdekaan kecil terutama Khmer Issarak mulai berkembang pada tahun 1940an di antara orang Kamboja di Thailand, yang mana takut tindakan mereka akan membawa hukuman jika mereka beroprasi di tanah air mereka.

3. Merebut Kemerdekaan dari Penjajah Prancis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline