Diabetes melitus adalah penyakit karena tidak optimalnya metabolisme pada tubuh seseorang yang disebabkan karea pankreas tidak bisa menghasilkan insulin yang cukup yang dapat dipakai oleh tubuh secara efektif. Penyakit diabetes melitus mempunyai peranan besar terhadap kualitas sumber daya manusia serta mempengaruhi kenaikan biaya Kesehatan yang cukup signifikan. Penderita diabetes melitus dapat terserang penyakit serius berupa komplikasi akut dan kronis yang berbahaya serta dapat menyebakan pada kematian (Kementrian kesehatan, 2020). Berdasarkan International Diabetes Federation ((International Diabetes Federation, 2021) diketahui penderita Diabetes pada rentang umur 20-79 tahun di dunia mencapai 536,6 juta orang dan sekitar 6,7 juta orang meninggal karena diabetes. Berdasarkan Hasil SKI 2023 diketahui bahwa prevalensi diabetes yang berdasarkan pada diagnosis dokter maupun dengan menggunakan pemeriksaan kadar gula darah pada tahun 2023 menunjukan adanya tingginya prevalensi jika dibandingkan pada tahun 2018. Berdasarkan (Pulungan et al., 2018) diketahui bahwa rata -rata tertinggi penderita diabetes adalah kalangan individu yang di dominasi rentang umur 10-19 tahun.
Saat ini kalangan remaja menjadi populasi yang paling rentan untuk terkena penyakit diabetes yang disebabkan olah kebiasaan hidup tidak sehat yang dilakukan. Mulai dari kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak tinggi seperti junk food maupun minuman bersoda, berkurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok serta konsumsi makanan tinggi kalori (Silalahi, 2019). Hingga saat ini kasus diabetes melitus menjadi masalah serius untuk para remaja yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang diantaranya meliputi mengonsumsi bermacam varian makanan yang tidak memiliki nilai gizi diperparah dengan tidak adanya kesimbangan dengan pola dan perilaku untuk hidup sehat.
Kadar gula darah yang tinggi pada tubuh dapat mengganggu konsentrasi untuk tidur yang menyebabkan seringnya keinginan buang air kecil dimalam hari kemudian dapat menganggu kualitas tidur kita. hal tersebut merupakan masalah yang sering muncul pada penderita diabetes yang sering menimbulkan keluhan nocturia dan nyeri. apabila remaja mengalami masalah terkait kualitas tidur ini akan berpengaruh pada masalah lain kognitif yang buruk, masalah perilaku, dan secara akademis juga terganggu. Dampak lain dari rusaknya kualitas ini juga mempengaruhi masalah kesehatan pada remaja yang bisa berakibat munculnya penyakit atau masalah yang lebih komplek antara lain seperti obesitas, kurang gizi, dan penyakit lain yang menurunkan daya tahan pada tubuh.
Banyak hal yang dapat pemerintah lakukan terkait prevalensi diabetes yang sangat tinggi di usia muda, yakni dengan melakukan kampanye digital melalui media sosial yang menyasar anak muda dengan konten menarik, seperti video pendek, infografik, atau influencer sehat. Tingginya diabetes di usia muda bukan hanya masalah individu, melainkan juga masalah sosial yang perlu ditangani bersama. Dorong olahraga ringan yang disukai anak muda, seperti bersepeda, lari santai, kemudian pemerintah/instansi bisa menyediakan cek gula darah gratis di sekolah, kampus, atau tempat umum Dibutuhkan kolaborasi antara anak muda, keluarga, sekolah, pemerintah, dan media untuk menciptakan generasi sehat, sadar risiko, dan siap mencegah diabetes sejak dini.
Kata Kunci :Anak, Diabetes, Gula, Manis, Muda
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman nasional pelayanan kedokteran tata laksana diabetes melitus tipe 2 dewasa. https://keslan.kemkes.go,id [online]. (diakses pada tanggal 27 Agustus 2025].
Liu, X., Uchiyama, M., Okawa, M., & Kurita, H. 2000. Prevalence and correlates of self-reported sleep problems among Chinese adolescents. Sleep: Journal of Sleep Research & Sleep Medicine, 23(1), 27-34. An-Epidemiological-Study-of-Insomnia-Among-the-Japanese-General-Population.pdf [online]. (diakses tanggal 27 Agustus 2025).
Pulungan, A. B., Afifa, I. T., & Annisa, D. 2018. Type 2 diabetes mellitus in children and adolescent: An Indonesian perspective. Annals of Pediatric Endocrinology and Metabolism, 23(3), pp 119-125. apem-2018-23-3-119.pdf [online]. (diakses tanggal 27 Agustus 2025).
Silalahi, L 2019. Hubungan pengetahuan dan tindakan pencegahan diabetes mellitus tipe 2. Jurnal PROMKES, 7(2), 223. https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/8428/8968.com [online]. (diakses tanggal 27 Agustus 2025).