Ketika mendengar negara Jepang, apa yang terlintas dalam pikiran kita? Pasti banyak dari kita membayangkan Jepang sebagai negara dengan disiplin kerja yang tinggi, masyarakat yang selalu tepat waktu dan kemajuan teknologi yang unggul. Namun, sedikit dari kita yang mengetahui bahwa masyarakat Jepang pada masa lalu sangat kontras dengan masyarakat Jepang saat ini. Pada masa itu, Jepang masih tertutup dan belum sepenuhnya beradab menurut standar dunia modern. Oleh karena itu, pemerintah Jepang pada era Meiji (1868) menetapkan sebuah agenda pembangunan nasional yang dikenal dengan sebutan "Bunmei Kaika" (), yang berarti pencerahan peradaban atau pembangunan masyarakat yang beradab.
Pada tahun 1858, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, dan Belanda berhasil memaksa pemerintah Jepang yang saat itu masih berada di bawah rezim keshogunan Tokugawa untuk menandatangani perjanjian dagang. Akibat perjanjian tersebut, orang-orang Barat mulai menetap di beberapa kota pesisir Jepang sejak tahun 1859.
Sekitar tahun 1860, para pendatang dari Amerika dan Eropa mulai mengeluhkan gaya hidup masyarakat Jepang yang dianggap tidak beradab. Mereka menilai kebiasaan masyarakat Jepang saat itu kurang sopan, seperti buang air sembarangan di tempat umum. Selain itu, pada musim panas banyak orang berjalan dengan pakaian minim, dan laki-laki maupun perempuan sering mandi bersama tanpa busana di tempat pemandian umum. Tidak jarang pula laki-laki dan perempuan bercumbu di tempat umum, sementara tong-tong berisi kotoran manusia diangkut tanpa penutup di jalan raya.
Pada tahun 1871 pemerintah mengeluarkan undang-undang larangan telanjang di tempat umum. Pada tahun 1872 pemerintah kota Tokyo mengeluarkan 'Peraturan Mengenai Sanksi Pelanggaran' yang nantinya pada tahun 1873, pemerintah kota-kota lain juga mengeluarkan peraturan yang serupa. Jenis pelanggaran dan hukuman disesuaikan dengan kehidupan masyarakat.
Ada banyak kendala yang dialami pada masa perubahan ini, dari masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat Jepang, pendidikan masyarakat Jepang yang masih buat huruf saat itu, sehingga pemerintah Jepang membuat peraturan disertai dengan ilustrasi bergambar.
Perubahan besar yang dialami Jepang tidak terjadi secara instant, melainkan buah kesadaran nasional akan pentingnya perubahan moral dan sosial. Kritik tajam dari bangsa barat menjadi pemicu utama pemerintah Jepang untuk memperbaiki citra diri bangsa Jepang di mata dunia. Melalui gerakan Bunmei Kaika Jepang berhasil menjadi salah satu bangsa yang dikenal dengan masyarakat yang beradab dengan etos kerja yang tinggi, kedisiplinan waktu dan dapat membangun teknologi yang unggul. Dari bangsa yang dahulu dianggap terbelakang dan tidak beradab oleh bangsa barat, Jepang kini menjadi berhasil menjelma menjadi simbol kedisiplinan dunia.
Referensi:
Ong, Susy. (2019). The New Seikatsu Kaizen: Reformasi Pola Hidup Jepang, Panduan Menjadi Masyarakat Unggul dan Modern. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI