Lihat ke Halaman Asli

andika muhammad nuur

direktur krapyak peduli sampah

Kunjungan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga ke Krapyak Peduli sampah: Belajar Mengelola Lingkungan dengan Bijak

Diperbarui: 1 Oktober 2025   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi kunjungan Mahasiswa UIN ke Krapyak Peduli sampah (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota pelajar, tetapi juga sebagai ruang yang kaya akan gerakan sosial, budaya, dan lingkungan. Salah satu gerakan yang konsisten memberikan inspirasi adalah Krapyak Peduli Sampah (KPS), sebuah komunitas sekaligus lembaga pengelolaan sampah mandiri yang berpusat di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum.

Pada 24 Oktober 2024, sekelompok mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta berkunjung ke KPS untuk meninjau langsung bagaimana proses pengolahan sampah dilakukan. Kunjungan ini menjadi kesempatan berharga bagi para mahasiswa untuk melihat praktik nyata pengelolaan sampah berbasis komunitas, sekaligus memahami bahwa sampah bukan hanya persoalan lingkungan, melainkan juga persoalan sosial, budaya, ekonomi, dan bahkan agama.

Mengenal Krapyak Peduli Sampah

Krapyak Peduli Sampah lahir dari keresahan akan menumpuknya sampah di lingkungan pesantren. Dahulu, produksi sampah di Pondok Pesantren Krapyak mencapai sekitar 2 ton per hari. Namun berkat keseriusan pengelolaan, saat ini jumlah sampah yang tersisa hanya sekitar 100 kilogram per hari. Prinsip yang dipegang adalah "sampah hari ini selesai hari ini", artinya tidak ada penumpukan sampah hingga menimbulkan masalah lingkungan maupun kesehatan.

Andika Muhammad Nuur, Direktur Krapyak Peduli Sampah, menjelaskan bahwa pendekatan pengelolaan dilakukan secara 

Dokumentasi kunjungan Mahasiswa UIN ke Krapyak Peduli sampah (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

menyeluruh, mulai dari sisi hulu (kesadaran dan pengurangan sampah sejak dari sumber) hingga hilir (proses pengolahan organik maupun anorganik). Bagi Andika, pengelolaan sampah tidak bisa hanya dilakukan dengan teknologi, tetapi juga harus menyentuh hati, nilai, dan kesadaran kolektif.

Proses Belajar Mahasiswa

Dalam kunjungan tersebut, para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga diajak meninjau beberapa tahapan pengolahan sampah. Pertama, mereka dikenalkan dengan sistem pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik dikelola menjadi kompos, eco-enzyme, hingga bahan bakar biogas. Sementara itu, sampah anorganik dipilah berdasarkan jenisnya---seperti plastik, kertas, dan logam---untuk kemudian dijual kembali atau diolah menjadi produk kreatif.

Mahasiswa juga menyaksikan bagaimana para santri dan masyarakat sekitar terlibat aktif dalam pengelolaan ini. Mereka tidak hanya membuang sampah, tetapi juga diajarkan cara mengolahnya. Hal ini menjadi praktik nyata pendidikan lingkungan hidup yang terintegrasi dalam kehidupan pesantren.

Bagi mahasiswa, pengalaman langsung ini memberikan pemahaman bahwa teori tentang lingkungan, green economy, dan pembangunan berkelanjutan tidak cukup jika hanya dipelajari di ruang kuliah. Mereka perlu menyaksikan sendiri bagaimana masyarakat membangun sistem yang berkelanjutan dengan kearifan lokal.

Nilai Sosial dan Agama dalam Pengelolaan Sampah

Dokumentasi kunjungan Mahasiswa UIN ke Krapyak Peduli sampah (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Yang menarik, Krapyak Peduli Sampah tidak hanya menekankan aspek teknis, tetapi juga nilai-nilai agama. Dalam Islam, menjaga kebersihan adalah bagian dari iman, dan merawat bumi adalah amanah dari Allah SWT. Dengan demikian, pengelolaan sampah di pesantren ini dipandang sebagai ibadah sosial dan bentuk nyata penerapan maqasid syariah, seperti menjaga jiwa (hifdzun nafs) dari penyakit akibat sampah, serta menjaga keturunan (hifdzun nasl) dengan mewariskan bumi yang lebih sehat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline