Lihat ke Halaman Asli

Amrin Pandiangan

Magister Sosiologi

Filsafat Bentuk Novelat

Diperbarui: 11 Mei 2022   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Berpikir (sumber : greatmind.id)

Dalam konteks pengembangan ilmu dalam berpikir, berfilsafatlah merupakan metode yang paling tepat digunakan. Namun, banyak orang merasa bingung atau merasa bahwa jikalau berfilsafat itu membuat keruwetan dalam berpikir. Hal ini dikarenakan banyak orang kurang memahami cara berfilsafat.

Esensi dalam belajar filsafat adalah memahami segala hal yang ada serta yang terjadi di sekitaran kehidupan manusia, baik itu yang bersifat materi, spiritual, tindakan sosial, politik pendidikan dan beberapa hal lainnya. Filsafat sejatinya mengajarkan setiap manusia untuk berpikir serta memahami suatu permasalahan agar mendapatkan solusinya.

Perkembangan Ilmu filsafat dari era klasik hingga ke era modern memang sangatlah kompleks, mengingat banyak tokoh-tokoh ataupun filsuf-filsuf dunia yang menyampaikan terori atau pola pikirnya. Kecenderungan dalam buku-buku ilmiah tentang bahasan filsafat memanglah sangat kontekstual. Bagi masyarakat awam yang ingin belajar filsafat hal ini terasa memberatkan atau membuat kejemuan dalam dirinya.

Mengapa dalam Bentuk Novelat

Saat ini dalam memahami pembelajaran filsafat sudah cukup mudah. Banyak penulis-penulis buku ternama mengubah cara berpikir filsafat dalam sebuah bentuk alur cerita yang mudah dan gampang dicerna oleh pembaca. Jostein Gardner adalah salah satu penulis buku filsafat yang ternama saat ini, dimana bukunya Dunia Shopie menjadi salah satu buku filsafat terlaris dalam era modern saat ini. 

Dalam buku Dunia Shopie Jostein Gardner menuliskan isi-isi pemikiran filsafat mulai dari era klasik dengan perbandingan filsafat era modern beserta ketokohan pemikirnya. Cukup menarik bila membahas tata cara Jostein Gardner menuangkan berpikir filsafat dalam bentuk novelat, dimana ia menceritakan bagaimana gadis kecil yang bernama shopie dengan keingintahuannya mencoba membongkar hal-hal kecil yang ada disekitarnya.

Tulisan dalam bentuk novelat memang saat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca yang ingin belajar filsafat. Pada dasarnya penulisan filsafat dalam bentuk novelat merupakan bagian perkembangan ilmu filsafat dalam kesusasteraan. Kita ketahui bahwa dalam sastra sendiri memerlukan tata cara berpikir filsafat untuk dapat menganalogikan segala sesuatu.

Sebelum Jostein Gardner di Indonesia terdapat seorang tokoh yang berhasil menggabungkan cara berpikir filsafat melalui salah satu bentuk cerita fiksi. Asmaraman Sukowati atau yang dikenal Kho Ping Hoo merupakan seorang penulis ternama yang memiliki kontribusi bagi literatur fiksi di Indonesia. Karya-karya dari Kho Ping Hoo sendiri berangkat dari cerita silat yang diangkat dari sastra dan sejarah Tiongkok. Dalam karya-karyanya banyak menuangkan cara berpikir filsafat dasar yang bertemakan kemanusiaan dan spiritualis yang mana merupakan karakter berpikir filsafat ketimuran.

Penulisan filsafat dalam bentuk novelat memanglah tidak mudah, hal tersebut membutuhkan pemahaman yang mendalam bagi seorang penulis untuk menyampaikan hasil buah pemikiran tokoh-tokoh filsafat ternama dunia agar lebih mudah dimengerti. 

Ada satu hal unik yang diciptakan oleh Richard Osborne yang berkolaborasi dengan ilustrator Ralph Edney, dimana mereka menciptakan sebuah cerita filsafat untuk pemula dalam bentuk komik. Jelas saja hal tersebut menjadi salah satu keunikan tersendiri, dimana masyarakat awampun akan jauh lebih mudah dalam belajar filsafat atau memahaminya.

Ilham dari Filsuf-filsuf ternama

Kisah Macbeth Karya Wiliam Shakespeare (sumber: id.wikipedia.org)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline