Polusi udara di perkotaan semakin menjadi masalah serius, terutama akibat tingginya jumlah kendaraan bermotor. Tidak hanya perjalanan jarak jauh, tetapi juga perjalanan jarak dekat yang dilakukan dengan sepeda motor atau mobil ikut memperparah pencemaran udara. Kebiasaan masyarakat menggunakan kendaraan bermotor meski jaraknya hanya 2--4 km berdampak signifikan, karena emisi paling tinggi justru dilepaskan pada awal perjalanan saat mesin masih dingin.
Akibatnya, kualitas udara perkotaan---seperti di Jakarta---sering kali jauh melebihi ambang batas aman WHO. Kondisi ini berdampak pada kesehatan masyarakat (penyakit pernapasan, jantung, bahkan kematian dini) serta memperbesar emisi gas rumah kaca penyebab krisis iklim.
Solusi yang dapat di lakukan yaitu Membuat Kampanye untuk pengurangan penggunaan kendaraan bermotor untuk perjalanan <3--5 km. dan Mendorong jalan kaki dan bersepeda sebagai pilihan utama untuk jarak dekat. Dan membangun Infrastruktur Alternatif seperti ;
1. Pembangunan jalur sepeda yang aman dan nyaman.
2. Perbaikan trotoar agar mendukung pejalan kaki.
3. Integrasi transportasi umum agar lebih mudah diakses dari pemukiman.
Data Riset Dan Serta Fakta :
1. Kontributor utama polusi perkotaan
* Transportasi darat menyumbang 32--57% polusi PM2.5 di kota-kota Indonesia.
* Di Jakarta, transportasi menyumbang sekitar 67% PM2.5, 92% CO, dan 72% NOx.
2. Kualitas udara buruk
* Rata-rata konsentrasi PM2.5 di Jakarta pada 2022 adalah 136,9 g/m (27 kali lipat lebih tinggi dari ambang batas WHO).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI