Lihat ke Halaman Asli

Alvi Zumaela Izdiana

Seorang mahasiswa

Sistem Daring Berlaku, UNISA Yogyakarta Alihfungsikan Media Sosial sebagai Sarana Pembelajaran

Diperbarui: 28 Januari 2022   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 2 Maret 2020 Presiden Jokowi didampingi oleh Terawan Agus Putranto (Menteri Kesehatan) mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Tanah Air. Virus ini pertama kali muncul di Wuhan, China pada awal Desember 2019. Seorang dokter bernama Li Wenliang adalah orang pertama yang menyadari adanya virus tersebut, yang kemudian dia informasikan kepada teman alumni sekolah kedokterannya melalui media WeChat.

Penularan virus corona terbilang cepat hingga dalam kurun waktu kurang lebih enam bulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan diberlangsungkannya sistem daring (pembelajaran jarak jauh) sebagai bentuk pencegahan dari penularan Covid-19 yang semakin meluas tiap harinya.

Menghadapi situasi ini, pada awalnya banyak tenaga pendidikan yang merasa gagap akibat perubahan yang terlalu tiba-tiba tanpa adanya persiapan yang matang hingga mengakibatkan kurangnya efektifitas dalam pembelajaran yang berlaku. Namun meskipun begitu, seiring berjalannya waktu juga pembelajaran jarak jauh yang telah menjadi rutinitas, keseluruhan pun mulai terbiasa dan bahkan mulai bisa memanfaatkan berbagai aspek teknologi sebagai penyokong pembelajaran, salah satunya adalah media sosial.

Selama masa pandemi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta menggunakan media e-learning Lensa UNISA sebagai sarana utama untuk membimbing keseharian mahasiswa. Didalamnya memuat tempat untuk melihat jadwal kuliah, mencari materi, absensi, mengumpulkan tugas, hingga pengumuman-pengumuman penting terkait kegiatan yang akan/sudah dilakukan. Juga selain itu, ada satu media sosial yang mampu dimanfaatkan dengan baik oleh UNISA untuk memudahkan pembelajaran daring, yaitu WhatsApp.

Jika biasanya WhatsApp hanya digunakan sebagai media berbalas pesan dan berbagi momen keseharian, berbeda dengan UNISA yang mengalihfungsikannya menjadi salah satu media pembelajaran yang cukup efektif. Dosen telah membuat room chat group khusus untuk mata kuliah yang diajarkannya dimana room chat group itu dimanfaatkan sebagai media untuk diskusi pada jam mata kuliah tersebut.

Hal ini tentu saja memberikan keuntungan baik bagi dosen maupun mahasiswa. Alasannya karena suasana pembelajaran menjadi tidak terlalu menegangkan, juga kelas seperti ini dapat dilakukan dalam kondisi di manapun karena hanya menggunakan ponsel serta jaringan internet. Selain itu, dosen juga menyiapkan post test di setiap penutup jam mata kuliah untuk memastikan mahasiswa tetap aktif dan memperhatikan sesi diskusi yang berlangsung. Sehingga meskipun dilakukan dengan santai, hasil yang didapatkan dari sistem pembelajaran tersebut tetap sesuai dengan pencapaian yang dituju.

 Berikutnya, selain menggunakan media WhatsApp, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta juga memanfaatkan media sosial lain sebagai sarana pembelajaran. Sebagai contoh: menggunakan Instagram dan YouTube untuk mengumpulkan tugas projek garapan berbasis media tonton, menggunakan TikTok sebagai media pembelajaran dan menunjukkan karya hebat mahasiswa, serta menggunakan Telegram sebagai media diskusi selain WhatsApp.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline