Lihat ke Halaman Asli

Alpistasedo Pelawi

Sudah menerbitkan sebuah novel dan dua buku puisi

Puisi: Mata-mata di Tubuh

Diperbarui: 27 Juli 2021   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi mata yang bisa melihat segalanya. (sumber: pixabay.com/StockSnap)

Mereka punya banyak mata
Mereka tahu mereka punya banyak mata
Mereka punya banyak mata di tubuhnya
Mereka tahu di mana mata-mata itu di tubuhnya
Mereka menerima rindu dari mata-mata di tubuhnya itu
Mereka tak bisa tidur dibuat rindu-rindu itu

Bekas kecup di punggung saat digigit tawon nyasar & bekas-bekas sedap lainnya, mereka hapal bekas-bekas itu

Bekas cubit di perut, di dada, di paha ketika dibuat malu-malu & bekas-bekas manja lainnya, mereka elus bekas-bekas itu

Bekas jerat jemari di lengan sewaktu ingin meninggalkan & bekas-belas kuat lainnya, mereka ikat bekas-bekas itu

Bekas tampar di luar rahang kala harus mengubah cerita & bekas-bekas perih lainnya, mereka kenang bekas-bekas itu

Bekas knalpot seusai keliling kota & bekas-bekas hangus lainnya, mereka amati bekas-bekas itu

Bekas hujan yang dimandikan bersama & bekas-bekas dingin lainnya, mereka simpan bekas-bekas itu

Mata-mata di tubuh mereka merekamnya
Bekas-bekas itu dijaga mata-mata mereka sebaik-baiknya dalam jalan-jalan di kepala
Dijalin untaian ketabahan
Senyuman menyembunyikan
Hembusan waktu kemudian mengeringkan

Lalu terbang
& hilang
Lalu pulang
& dikenang ulang

Rindu kumpulkan bekas-bekas itu
Kangen jadikannya album terbaik
Ingatan & perasaan menyanyikannya bersama-sama lewat mata-mata
Ingatan & perasaan pura-pura tabah melakukannya pada mata-mata
Raga yang letih tak dapat berbuat apa-apa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline