Lihat ke Halaman Asli

Ishlah sebagai Jalan Takwa: Membaca Ulang Makna Persaudaraan Seiman dalam Islam

Diperbarui: 13 Oktober 2025   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mendamaikan Persaudaraan Seiman: Fondasi Sosial dan Spiritualitas dalam Islam

Oleh: Ali Akbar Harahap, S.Kom., M.Sos

Pendahuluan

Konflik sosial merupakan realitas yang melekat dalam kehidupan manusia. Namun dalam konteks umat Islam, perselisihan antarsesama mukmin bukan hanya problem sosial, melainkan juga krisis moral dan spiritual. Islam menegaskan bahwa upaya ishlah (perdamaian) di antara sesama Muslim merupakan kewajiban yang memiliki nilai ibadah. Ia bukan sekadar aktivitas sosial, tetapi juga implementasi langsung dari takwa dan ukhuwah Islamiyah.

Landasan Qurani dan Teologis

Al-Qur'an menegaskan prinsip dasar ini secara gamblang:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat."

(QS. Al-Hujurt [49]: 10)

Ayat ini mengandung dua dimensi utama. Pertama, bahwa ikatan keimanan melahirkan tanggung jawab sosial untuk menjaga persaudaraan. Kedua, perintah ishlah adalah bagian dari manifestasi takwa. Hubungan spiritual dan sosial tidak dapat dipisahkan, sebab keretakan hubungan di antara kaum mukmin dianggap sebagai cacat moral yang dapat mengurangi keberkahan amal ibadah seseorang.

Rasulullah bersabda:

 "Maukah kalian aku tunjukkan suatu amal yang lebih tinggi derajatnya daripada puasa, shalat, dan sedekah? ... Mendamaikan antara dua orang yang berselisih."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline