Apakah anda workaholic (penggila kerja)?
Atau situasi kerja memaksa Anda untuk pulang larut dan berangkat pagi-pagi sekali? Dulu saya begitu. Pernah saya bekerja di sebuah perusahaan Jepang yang berlokasi di Kota Batam, Kepulauan Riau. Disana tiada hari tanpa lembur. Saya selalu berangkat jam 7 pagi. Pulang jam setengah 10 malam.
Kalau pas lagi ada shipping (pengiriman) itu malah kadang bisa sampai jam 12 malam. Itu saya jalani dari Senin sampai dengan Jumat. Hari Sabtu pun saya wajib masuk untuk lembur. Mendapat tambahan lembur itu memang menyenangkan bagi pekerja. Uang banyak. Jujur saja lebih banyak upah lemburnya daripada gaji aslinya.
Tapi serasa tidak bisa menikmati hidup. Badan sungguh remuk redam. Tulang serasa hampir patah. Betul-betul tingkat stres naik. Otak seperti sulit bernafas. Penat sekali.
Yang dipikirkan hanya kerja, kerja, dan kerja. Hampir tak sempat memikirkan hal lain. Situasi kerja yang demikian padat sesungguhnya bukanlah keinginan saya. Karena memang pegawai seolah dipaksa untuk bekerja ekstra keras. Situasi ini membuat saya hanya bertahan 9 bulan.
Ada lagi cerita seorang teman. Sekarang beliau sudah almarhum. Kami adalah rekan seangkatan kuliah. Bekerja merantau sama-sama. Sampai akhirnya beliau memutuskan resign dan pindah kerja.
Beliau memang orang yang sangat ambisius. Pada awal merantau di Jakarta, diusianya yang masih muda (waktu itu 21 tahun), impiannya sudah sangat tinggi. Beliau memang bukan dari keluarga kaya. Tekadnya adalah tidak akan pulang ke kampung halaman kalau belum sukses.
Akhirnya beliau bekerja sangat keras. Pulang kantor, beliau masih akan lanjut sampai malam mengerjakan pekerjaan sampingannya. Diantara rekan seangkatan kami, beliaulah orang yang pertama bisa membeli rumah dari hasil usahanya sendiri. 24 tahun sudah bisa membeli rumah.
Beliau juga berhasil merenovasi rumah orangtuanya di kampung halaman. Namun takdir berkata lain. Tuhan memanggilnya di usia 26 tahun karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Tapi satu hal, saya mengingat almarhum sebagai sosok pekerja keras dan ambisius. Waktu itu baginya seperti emas. Amat sangat berharga.
Bekerja itu baik bukan? Apalagi menjadi seorang pekerja keras. Tidak ada salahnya menjadi seorang pekerja keras. Seorang pegawai yang bekerja keras akan dianggap sebagai pekerja yang memiliki loyalitas serta etos kerja yang tinggi.