Lihat ke Halaman Asli

Dari Uang Jajan ke Proteksi Diri: Langkah Awal Bahagia Finansial

Diperbarui: 13 Oktober 2025   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mahasiswa sedang menghitung anggaran dan mencatat keuangan pribadi sebagai langkah awal menuju kemandirian finansial. (Sumber: Freepik.)

Bicara soal finansial, rasanya tidak pernah lepas dari kata “nanti”. Nanti kalau sudah kerja, nanti kalau sudah punya penghasilan tetap, nanti kalau sudah mapan. Padahal, “nanti” itu sering kali datang tanpa kita sadari, dan yang terjadi justru penyesalan karena tidak memulai lebih awal.

Apalagi bagi mahasiswa, kelompok yang sering kali hidup dengan prinsip “yang penting cukup sampai akhir bulan”. Tapi di balik gaya hidup sederhana itu, sebenarnya ada potensi besar untuk membangun masa depan finansial yang lebih stabil.

Mahasiswa sering dianggap belum perlu berpikir soal investasi atau perlindungan finansial. Alasannya sederhana: penghasilan belum tetap, tanggungan belum banyak, dan kebutuhan masih terbatas. Namun justru di masa muda itulah, kesadaran finansial harus mulai tumbuh. Karena waktu adalah aset yang tak tergantikan. Setiap hari yang dilewati tanpa perencanaan adalah kesempatan emas yang terbuang.

Coba bayangkan jika seorang mahasiswa mulai menabung dan berinvestasi kecil-kecilan sejak kuliah. Misalnya, menyisihkan uang jajan Rp20.000 per hari untuk investasi rutin. Dalam setahun, nominal itu bisa berkembang menjadi modal awal yang nyata, apalagi jika ditempatkan di instrumen yang tepat dan aman. Sekilas tampak kecil, tapi nilai sebenarnya bukan hanya di uangnya, melainkan pada kebiasaan dan mindset yang terbentuk.

Di sinilah konsep PRUteksi Finansial menemukan relevansinya. Bukan hanya tentang investasi, tapi juga soal perlindungan. Investasi tanpa proteksi ibarat berlari tanpa alas kaki - cepat, tapi rawan terluka.

Banyak orang muda terlalu fokus pada pertumbuhan dana, tanpa sadar bahwa risiko bisa datang kapan saja. Sakit, kehilangan pendapatan, atau kebutuhan darurat bisa mengacaukan rencana finansial yang sudah disusun. Maka dari itu, investasi yang ideal adalah yang juga memberi perlindungan jiwa dan kesehatan.

Kabar baiknya, kini banyak produk investasi yang sudah dirancang lebih ramah untuk mahasiswa dan generasi muda. Tidak perlu modal besar, cukup komitmen kecil tapi rutin. Misalnya, melalui program unit link yang menggabungkan investasi dan asuransi dalam satu paket.

Artinya, uang yang disetorkan tidak hanya berkembang di pasar investasi, tetapi juga memberi perlindungan bila risiko tak terduga datang. Mahasiswa yang baru belajar dunia finansial pun bisa merasa aman, karena ada aspek perlindungan di balik setiap rupiah yang diinvestasikan.

Yang menarik, pendekatan seperti ini bukan hanya soal uang, tapi juga soal mindset maturity - kedewasaan berpikir tentang masa depan. Menyadari bahwa kebahagiaan finansial bukan soal seberapa besar pendapatan, melainkan seberapa cerdas kita mengelolanya.

Dengan PRUteksi finansial, seseorang belajar bahwa uang bisa bekerja untuk dirinya, bukan sebaliknya. Dan bahwa ketenangan batin tak ternilai harganya ketika tahu masa depan telah dipersiapkan dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline