Kebutuhan untuk kelanjutan pelayanan Gereja adalah bagaimana menyiapkan tenaga pelayan atau pendeta. Dalam proses untuk menyiapkan dan sampai kepada pengurapan, maka seorang pendeta waktu itu memulai dengan menjadi guru, kemudian dengan berbagai persyaratan diangkat menjadi guru Injil, sesudah guru Injil kalau memenuhi beberapa persyaratan khusus, maka dapat diangkat menjadi pendeta. berdasarkan kebutuhan waktu itu, dan didukung oleh jawaban kesediaan jemaat-jemaat, maka Zending waktu itu yang diproses oleh Pdt. D.J. Van Dick, maka pada tanggal 26 Oktober 1941 diurapilan tiga orang Toraja yaitu : Yoesoef Tappi, S.T. Lande' dan P.Sangka' Palisungan di Jemaat Rantepao sebagai pendeta pribumi pertama yang menjadi pendeta dalam lingkup pelayanan GZB waktu itu di Toraja dan sekitarnya yang sekarang ini bernaung dibawah Gereja Toraja.
Selesai diurapi maka setiap orang melayani satu resort yaitu, Resort Rembon oleh Pdt. P. Sangka Palisungan, Resort Rantepao oleh Pdt. S.T. Lande; dan Resort Sangalla-Makale oleh Pdt. Yoesoef Tappi. Tugas mereka adalah pelayanan yang selama ini dilakukan oleh zendeling terutama dalam mengunjungi jemaat-jemaat, melakukan Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus dan tugas-tugas kependetaan lainnya.
Selain itu, ketiga pendeta ini secara berkala mengadakan pertemuan dengan Pdt. D.j. Van Dick untuk membahas berbagai persoalan dan juga berbagai program ke depan.
Dalam perjalanan selanjutnya, dimana begitu banyak persoalan sehingga dalam pertemuan para zendeling yang beranggotakan Pdt. D.J. Van Dick, H. Van Weerden, J. Belksma, A. Belaksma dan Dr. D.J. Goslinga sepakar untuk mengurapi lagi seorang Guru Injil untuk menjadi Pendeta di Resort Palopo yaitu Guru Injil Yesaya Soemboeng yang sedang melani di Ranteballa (sebuah daerah pedalaman di Kabupaten Luwu sekarang) diurapi menjadi pendeta pada tanggal 15 Maret 1942 diurapi menjadi pendeta keempat pendeta pribumi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI