Malam itu, kita bersua kembali
Jauh dari perkotaan, bumi manusia
Entah mengapa, saat ini pikiranku lega melengang
Sebab hadirnya kamu yang sempat menghilang
Kau kembali pulang, dengan segenap harapan
Sebelum engkau pergi, senja berkibar dengan keputuasaan
Tidak ada yang tahu, tidak ada kepastian
Akankah kau kembali lagi setelah peperangan.
Hingga saban hari, berita itu datang
Seperti dedaunan yang berguguran
Bertanya pada takdir, apakah kau termasuk daun yang gugur itu?
Sempat ku berputus asa dan tak ada rasa untuk hidup
Terakhir kalinya ku lihat dirimu terbalut pakaian hijau
Berjalan tegap bersama dengan lainnya. Nafasmu begitu terengah saat itu
Badanmu letih namun masih sanggup tersenyum
Seolah kuat pada nyatanya tidak
Lihatlah, rembulan kini menatap kita
Dari kejauhan terlihat iri, sebab melihat kita
Ia berharap apakah bisa mengejar mentarinya
Sementara malam dan siang tak bisa saling mendahului
Pulanglah, istirahatlah. Sudah kebuatkan masakan kesukaanmu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI