Lihat ke Halaman Asli

aldy alfajri

Mahasiswa

Rembulan yang menatap kita dari jauh

Diperbarui: 25 September 2025   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi 2 pasangan menangis di malam hari. Sumber: Gemini Ai

Malam itu, kita bersua kembali
Jauh dari perkotaan, bumi manusia
Entah mengapa, saat ini pikiranku lega melengang
Sebab hadirnya kamu yang sempat menghilang

Kau kembali pulang,  dengan segenap harapan
Sebelum engkau pergi, senja berkibar dengan keputuasaan
Tidak ada yang tahu, tidak ada kepastian
Akankah kau kembali lagi setelah peperangan.

Hingga saban hari, berita itu datang
Seperti dedaunan yang berguguran
Bertanya pada takdir, apakah kau termasuk daun yang gugur itu?
Sempat ku berputus asa dan tak ada rasa untuk hidup

Terakhir kalinya ku lihat dirimu terbalut pakaian hijau
Berjalan tegap bersama dengan lainnya. Nafasmu begitu terengah saat itu
Badanmu letih namun masih sanggup tersenyum
Seolah kuat pada nyatanya tidak

Lihatlah, rembulan kini menatap kita
Dari kejauhan terlihat iri, sebab melihat kita
Ia berharap apakah bisa mengejar mentarinya
Sementara malam dan siang tak bisa saling mendahului

Pulanglah, istirahatlah. Sudah kebuatkan masakan kesukaanmu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline