Lihat ke Halaman Asli

Aldentua S Ringo

Pembelajar Kehidupan

Sang Pemrotes Kenaikan Iuran BPJS, Kena Skakmat

Diperbarui: 19 Mei 2020   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sang Kakek dan Sang Cucu kedatangan seorang tamu  anggota keluarga sepupu jauh.  Dengan gagah dan mobil mewahnya. Sang cucu bertugas memberi tahu kepada mbak agar menyediakan minuman untuk tamu. Sang cucu bertugas membawakan minuman kepada tamunya.

Sang cucu menyimak dialog dan cerita Sang kakek dan tamunya. Bercerita baru saja membayar asuransi mobilnya hampir lima belas juta setahun. Tentang cerita dia baru memasang cincin atau ring di jantungnya dua buah, dengan jaminan dari BPJS Kesehatan, dia tidak membayar apapun. Ini adalah pemasangan kedua. Pertama beberapa tahun lalu sebelum dia anggota BPJS Kesehatan, dia membayar sampai delapan puluh juta rupiah.  Dan masih  berbagai cerita diantara mereka.  Dan tibalah diskusi tentang naiknya iuran BPJS yang dinaikkan oleh pemerintah.

   "Saya memprotes kenaikan iuran BPJS Kesehatan ini. Bayar 80 ribu pun sudah susah. Sekarang dinaikkan menjadi 150 ribu," kata sang tamu.

   "Memang banyak yang protes kenaikan karena pas masa pandemi ini," kata kakek menimpali.

   "Itulah masalahnya. Kenapa harus di masa pandemi ini dinaikkan? Kan baru saja kenaikannya dibatalkan MA melalui putusannya, kini pemerintah menaikkan lagi dengan Perpres baru. Ini menjengkelkan masyarakat. Banyak yang protes. Banyak tokoh berbicara menuduh pemerintah tidak sensitif dengan rakyatnya," lanjut sang tamu.

   "Tapi kita juga harus paham posisi pemerintah. Kalau iuran tidak dinaikkan, maka BPJS Kesehatan akan mengalami defisit besar dan bisa melumpuhkan pembayaran klaim kesehatan juga," kata kakek mencoba menjelaskan.

   "Itu kan tugas pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan untuk masyarakat pak," kata sang tamu.

Sang cucu yang sedari tadi menyimak dan mendengar mulai ikut angkat bicara.

   "Menurut bapak pemerintah tidak boleh menaikkan iuran BPJS Kesehatan ini?" tanya sang cucu.

   "Boleh tapi jangan sekarang dimana pandemi lagi menjalar yang menyulitkan masyarakat," kata sang tamu.

   "Apakah negara dan pemerintah tidak mengalami kesulitan juga?" tanya Sang Cucu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline