Lihat ke Halaman Asli

KKN DESA NGRAPAH POSKO 38

Official Account of KKN MIT Desa Ngrapah

Semangat Belajar Menggelora! Mahasiswa UIN Walisongo Hadirkan Nuansa Baru di SD Rapah 02

Diperbarui: 8 Agustus 2025   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN MIT 20 UIN Walisongo Semarang bersama siswa-siswa SDN Rapah 02 usai kegiatan belajar bersama di halaman sekolah. (Dok. KKN MIT 20)

Desa Ngrapah, Banyubiru --
Siapa bilang belajar hanya sebatas duduk di kelas dan mendengarkan guru? Di SD Negeri Rapah 02, Desa Rapah, Kecamatan Banyubiru, ada suasana berbeda yang terasa setiap hari Senin hingga Rabu. Bukan hanya guru yang hadir di depan kelas, tapi juga sekelompok mahasiswa penuh semangat dari KKN MIT 20 UIN Walisongo Semarang. Dipimpin oleh Nur Hofifah selaku Koordinator Divisi Pendidikan, para mahasiswa ini menjalankan program "Mengajar Bersama" yang dirancang sebagai bagian dari kontribusi nyata mereka untuk dunia pendidikan dasar. Setiap pekan, mereka hadir untuk mendampingi proses belajar siswa, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Tak sekadar membantu pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan PAI, mereka juga memperkenalkan cara belajar yang lebih menyenangkan, penuh interaksi, dan kreatif.

"Kami ingin anak-anak merasakan bahwa belajar itu menyenangkan. Lewat permainan edukatif, diskusi ringan, dan pendekatan personal, kami mencoba membangun suasana yang lebih hidup di kelas," ujar Nur Hofifah, Koordinator Divisi Pendidikan.

Program ini disambut hangat oleh pihak sekolah. Bu Ika, wali kelas 3, mengakui bahwa kehadiran mahasiswa KKN memberikan warna baru dalam proses pembelajaran sehari-hari.

"Siswa-siswi kami jadi lebih semangat. Mahasiswa membawa suasana baru yang segar. Mereka bisa dekat dengan anak-anak, dan cara mengajarnya juga mudah diterima," ujar Bu Ika, penuh apresiasi.

Suasana belajar di kelas 3 SDN Rapah 02 bersama mahasiswa KKN MIT 20 UIN Walisongo Semarang yang ikut mendampingi proses pembelajaran

Tak hanya menjadi asisten guru, mahasiswa juga sering terlibat dalam kegiatan literasi, pembiasaan karakter, hingga membantu guru dalam menyusun media ajar. Dengan semangat kolaborasi, mereka turut menghadirkan lingkungan belajar yang aktif dan suportif. Selain memberikan manfaat bagi siswa, program ini juga menjadi ruang belajar luar biasa bagi para mahasiswa. Mereka belajar langsung tentang dinamika dunia pendidikan, memahami tantangan guru di lapangan, serta mengasah empati dan komunikasi.

"Ternyata jadi guru itu bukan cuma soal menyampaikan materi. Tapi juga soal memahami karakter setiap anak, bersabar, dan terus mencari cara agar mereka bisa tumbuh," tambah Nur Hofifah.

Langkah kecil ini menjadi bukti bahwa pengabdian mahasiswa bukan sekadar program formalitas, tetapi benar-benar hadir dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Di balik papan tulis dan tawa anak-anak, tumbuh semangat perubahan yang sederhana namun bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline