Lihat ke Halaman Asli

Aila Farisi

Operator

Ancak Fest 2025, IAI AT TAQWA BONDOWOSO

Diperbarui: 3 Oktober 2025   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inage jalur langit

Peringatan Maulid Nabi, yang merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal, bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi mengandung filosofi yang mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia.

Filosofi Utama Maulid Nabi Muhammad SAW

Filosofi utama di balik perayaan Maulid Nabi berakar pada gagasan untuk merefleksikan dan menghidupkan kembali esensi risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

1. Rasa Syukur dan Penghormatan (Refleksi Rahmat)

Maulid adalah momen untuk mengekspresikan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT atas anugerah terbesar, yaitu diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai "Rahmat bagi seluruh alam" (Rahmatanlil 

 Alamin).

Filosofi: Kelahiran Nabi adalah titik balik peradaban, yang membawa cahaya petunjuk (Islam) dari kegelapan kebodohan (Jahiliyah). Kegembiraan merayakan kelahiran beliau adalah cerminan rasa cinta dan penghormatan terhadap Sang Pembawa Risalah.

2. Menghidupkan Kembali Akhlak dan Keteladanan

Inti dari Maulid adalah meneladani dan mempraktikkan sifat-sifat mulia (AkhlaqulKarimah) Nabi Muhammad SAW.

Filosofi: Nabi Muhammad adalah "Uswatun Hasanah" (teladan yang baik). Peringatan ini menjadi pengingat untuk terus berupaya menginternalisasi sifat-sifat luhur beliau, seperti kejujuran (Siddiq), amanah (Amanah), menyampaikan kebenaran (Tabligh), dan kecerdasan (Fathanah), dalam kehidupan sehari-hari. Ia adalah momentum untuk berinstrospeksi sejauh mana kita telah mengikuti jejak langkah beliau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline