Sebuah karya animasi memicu perdebatan sengit. Judulnya Merah Putih: One For All.
Perdebatan terjadi pada pertengahan Agustus 2025. Peristiwa ini terjadi di ruang publik.
Cuplikan filmnya beredar luas di internet. Karya itu sayangnya tidak menuai pujian.
Justru malah kebanjiran banyak kritik. Banyak orang menilai kualitas visualnya.
Kualitas visualnya dianggap sangat buruk. Bahkan memicu cemoohan massal (Detik.com, 2025).
Tentu ini menjadi sebuah masalah besar. Film ini membawa sebuah simbol negara sakral.
Simbol itu adalah bendera Merah Putih. Publik pun menunjukkan rasa kecewanya.
Mereka merasa simbol bangsa tidak dihargai. Representasinya dianggap berkualitas sangat asal-asalan.
Kritik tajam dari masyarakat punya dua sisi. Di satu sisi, ini adalah sinyal positif.
Hal itu menunjukkan kepedulian publik Indonesia. Mereka peduli tampilan identitas bangsa.
Mereka menuntut standar kualitas terbaik. Apalagi untuk karya yang membawa nama negara.