UMKM tumbuh pesat sebagai solusi lapangan kerja, mengatasi krisis ekonomi dengan inovasi dan dukungan teknologi.
Banyak orang kini mencari cara lain bertahan hidup karena sulitnya mencari pekerjaan. Salah satu cara adalah dengan membuka usaha kecil atau UMKM. UMKM bukan hanya solusi bagi yang kesulitan cari kerja. Tapi juga penting bagi ekonomi Indonesia.
UMKM menyerap hampir 97% tenaga kerja dan memberi kontribusi besar pada PDB negara.
Seiring waktu, UMKM menjadi pilihan yang pintar dan bisa menyesuaikan diri, terutama di masa sulit. Banyak orang mulai usaha meski modal terbatas. Mereka tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga berkembang dan membuka lapangan kerja.
Potensi UMKM besar dan tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, perjalanan UMKM tidak mudah. Ada tantangan yang datang dari dalam dan luar sektor ini.
Gelombang UMKM Asa Baru Pencari Nafkah
Perkembangan pesat UMKM di Indonesia, bahkan diprediksi tumbuh hingga 83% pada tahun 2024 dan 87% pada 2025. Menjadi angin segar di tengah keterbatasan lapangan pekerjaan yang ada.
Berdasar data CPA Australia, ini bukan proyeksi semata, tapi sebuah kenyataan yang tercermin dalam jumlah usaha mikro yang bermunculan. Meski dengan modal kecil.
Bahkan UMKM kini jadi alternatif utama bagi mereka yang terjebak dalam situasi PHK atau kesulitan mencari pekerjaan formal.
Banyak orang kini beralih ke UMKM dengan harapan yang sama. Mencari nafkah dan menghidupi keluarga. Modal yang dibutuhkan tidak besar.
Banyak yang memulai dengan hanya Rp500 ribu, menurut survei CPA Australia. Mereka bukan hanya berusaha bertahan, tapi mulai membangun sesuatu yang lebih besar dari sekadar usaha kecil.